Senin 17 May 2021 08:38 WIB

China Sesalkan AS Blokir Pernyataan DK PBB Soal Palestina

China mendesak Israel-Palestina segera menerapkan gencatan senjata.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Orang-orang melihat puing-puing bangunan perumahan Yazegi yang dihancurkan oleh serangan udara Israel di Kota Gaza, Ahad (16/5).
Foto: AP / Adel Hana
Orang-orang melihat puing-puing bangunan perumahan Yazegi yang dihancurkan oleh serangan udara Israel di Kota Gaza, Ahad (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – China menyesalkan langkah Amerika Serikat (AS) memblokir pernyataan Dewan Keamanan PBB yang menekankan pentingnya upaya internasional lebih besar untuk menghentikan pertumpahan darah dalam konflik Israel-Palestina. Saat ini, China memegang jabatan presiden di badan yang beranggotakan 15 negara tersebut.

“Sayangnya, hanya karena halangan satu negara, Dewan Keamanan belum dapat berbicara dengan satu suara (tentang konflik Israel-Palestina),” kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam sesi virtual pada Ahad (16/5) dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

 

Wang mengisyaratkan ada konsekuensi yang bakal muncul atas kegagalan Dewan Keamanan PBB bersikap satu suara. “Kami meminta AS untuk memikul tanggung jawabnya,” ujarnya.

Dia mendesak Israel-Palestina segera menerapkan gencatan senjata. Wang pun menyerukan Dewan Keamanan PBB mengambil tindakan tegas, termasuk mengulangi dukungan untuk solusi dua negara.

Wang menyebut saat ini negaranya telah memperluas perannya di kancah global. Beijing pun menyambut baik jika dipercaya menjadi tuan rumah pembicaraan antara perwakilan Israel dan Palestina.

AS memang enggan memberi jalan kepada Dewan Keamanan PBB untuk terlibat dalam konflik Israel-Palestina. Washington menilai, pengadopsian deklarasi bersama tentang situasi terkini tidak akan membantu meredakan situasi dan dapat menjadi bumerang. AS mengatakan, pihaknya bekerja di belakang layar guna mengatasi eskalasi ketegangan Israel-Palestina.

Dalam sambutan publiknya, Presiden AS Joe Biden menegaskan Israel memiliki hak dan dibenarkan untuk membela diri dalam merespons serangan roket Hamas dari Jalur Gaza. Namun, dia pun mendesak dilakukannya deeskalasi.

Hamas dan Israel terlibat pertempuran sejak Senin (10/5). Menurut otoritas kesehatan Palestina, hingga Ahad (16/5), serangan Israel telah membunuh sedikitnya 181 warga Gaza, termasuk 29 wanita dan 52 anak-anak. Sementara, 1.200 lainnya mengalami luka-luka.

Militer Israel mengatakan 2.900 roket telah ditembakkan dari Gaza ke Israel sejak awal pekan ini. Sebanyak 10 warga Israel, dua di antaranya anak-anak, tewas akibat serangan tersebut. Israel mengatakan telah melancarkan serangan terhadap lebih dari 672 target militer di Jalur Gaza.

Eskalasi pertempuran antara Hamas dan Israel di Gaza berkaitan dengan memanasnya situasi di Yerusalem Timur, termasuk di sekitar Kompleks Masjid al-Aqsa. Warga Palestina di sana diketahui menggelar demonstrasi menentang rencana Israel menggusur sejumlah keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement