Senin 17 May 2021 22:38 WIB

Sahabat Ungkap Inspirasi Teguh Tulis Ali Topan Anak Jalanan

Sahabat ungkap sosok yang menginspirasi Teguh Esha tulis Ali Topan Anak Jalanan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Bayu Hermawan
 Sastrawan, Teguh Esha
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sastrawan, Teguh Esha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis novel Ali Topan Anak Jalanan, Teguh Esha, meninggal dunia pada Senin (17/5) pukul 07.23 WIB di RS Dr Suyoto, Bintaro. Almarhum juga dikenal sebagai wartawan yang juga sastrawan. Siapakah sosok yang menjadi inspirasi Teguh Esha menulis novel Ali Topan Anak Jalanan?

Informasi yang beredar di masyarakat, sosok yang menginspirasi almarhum dalam novel tersebut adalah sahabatnya sendiri, Haris Jauhari, wartawan senior Indonesia. Namun, Haris menyangkal hal tersebut.

Baca Juga

"Mas Teguh kadang mengatakan begitu kepada orang lain. Tapi, sebetulnya Ali Topan itu terinspirasi dari dirinya sendiri. Dialah tokoh Ali Topan sebetulnya. Jadi, kadang-kadang dia bercanda kalau itu terinspirasi dari saya. Menurut saya begitu," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (15/5).

Menurutnya, Ali Topan merupakan gambaran diri Teguh Esha tentang pikiran-pikiran almarhum, tentang obsesi-obsesi almarhum yang ingin menegakkan keadilan. Semua dituangkan Teguh Esha dalam sebuah novel. Novel yang dibuat juga mengisahkan percintaan anak muda yang diramu dengan sangat menarik. 

"Saya kira belum ada novel yang sekelas itu. Dia mengubah banyak anak muda, membuat anak muda mengidentifikasikan dirinya sebagai Ali Topan, jadi pada gondrong. Kalapun sudah telanjur gondrong, dia menyebut dirinya sebagai Ali Topan," ujarnya menjelaskan.

Novel tersebut dibuat pada 1970-an dan populer pada zamannya, bahkan hingga saat ini. Novel tersebut bahkan sudah difilmkan.

Haris mengaku kehilangan seorang sahabat. Bahkan, bukan hanya dia yang kehilangan sosok Teguh Esha. Banyak orang kehilangan karena almarhum banyak mengayomi banyak sekali anak jalanan. Dengan demikian, almarhum dijuluki sebagai presiden anak jalanan seluruh Indonesia. 

"Tadi pemakaman dihadiri oleh banyak seniman, pada gondrong juga. Ali Topan-Ali Topan pada zamannya. Mereka semua kehilangan, bukan hanya saya sebagai sahabatnya, tapi banyak yang kehilangan, termasuk mereka remaja tahun 1970-an, 1980-an sampai 1990-an. Kehilangan itu merata, bisa disimpulkan negeri kita kehilangan salah satu sastrawan atau budayawan top terbaik di negeri ini," ujarnya.

Dia adalah sosok budayawan yang lengkap dan memiliki pengaruh yang besar. Dalam bentuk karyanya adalah tindakan sehari-hari di tengah masyarakat di tengah anak jalanan. Dalam keadaan sakit pun, almarhum masih mengunjungi anak jalanan. Bahkan, banyak jurnalis yang terinspirasi dari almarhum. Pemakaman dilakukan di TPU Tanah Kusir VII, Unit Islam AAI, Blad 033, Petak 0127, siang tadi dengan protokol kesehatan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement