REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kecintaannya pada bidang dakwah membawa Reva Prima Farhan terus mengasah kemampuannya. Setelah lulus SMA, lelaki berusia 23 tahun ini rutin mengikuti lomba. Puluhan piala terpampang di kediamannya yang ia dapatkan selama tiga tahun terakhir.
Dari salah satu pencapaiannya, ada juara 1 lomba dakwah Syiar Digital Indonesia (SDI) yang diselenggarakan oleh aplikasi Umma. Dia tak sangka bisa memenangkan lomba ini karena sempat insecure melihat kemampuan para saingannya yang tak kalah bagus.
“Saat masuk 50 besar masih percaya diri tapi saat masuk sepuluh besar, jiwa insecure saya semakin tumbuh,” kata lelaki yang kerap disapa Reva kepada Republika, Selasa (11/5).
Niat awal berdakwah untuk cari perhatian
Reva menceritakan awalnya ia terjun dalam bidang dakwah hanya semata-mata untuk mencari perhatian. Kala itu, saat ia masih duduk di bangku SMP, setiap Ramadhan pihak pesantren mengadakan beragam lomba misalnya membaca Alquran, dakwah, dan host. Karena ada aturan harus ada perwakilan tiap kamar, Reva terpaksa maju.
“Awalnya modal menghafal karena jelas mau cari perhatian. Apalagi ditonton santri putri. Di mata mereka, laki-laki yang keren bukan yang tapi melainkan yang berani tampil di depan banyak orang,” ujar dia.
Berbekal itu, Reva maju mengikuti lomba dan hasilnya gagal total. Dia mengaku persiapan lomba kurang matang. Materi ceramah 15 menit yang terdiri dari 4-5 lembar, ia hafalkan dua hari sebelum lomba. Namun, sejak itu Reva tidak pupus semangat. Malahan, dia menemukan passionnya. Niat untuk mencari perhatian sudah tidak ada lagi. Dia merasa ada kenikmatan sendiri berbicara di depan banyak orang dan memutuskan untuk mendalami dakwah.
Setelah tamat SMA, ia mulai serius dalam bidang dakwah. Mulai dari mengisi acara santunan anak yatim sampai mengikuti lomba. Dua tahun lalu, ia mengikuti lomba di salah satu stasiun televisi swasta. Sejak itu, relasi dan jangkauan dakwahnya semakin luas. Bahkan, ia menerima undangan dari luar daerah jabodetabek, seperti Tegal dan Madura.
Pencapaiannya sampai titik ini juga memotivasi teman-teman Reva. Sebab, awalnya mereka hanya tahu niat awal Reva berdakwah hanya untuk cari perhatian.“Teman-teman terkejut dan memotivasi mereka juga. Jadi, kita tahu tidak bisa memandang seseorang atas apa yang dilakukan di masa lalu karena kita tidak tahu di masa depan orang itu menjadi siapa,” ucap dia.