REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di tengah kesibukan persiapan seleksi bersama masuk perguruan tinggi (SBMPTN), Nuriyatus Sholihah (18 tahun) menyempatkan diri mengikuti lomba murottal kombat yang diadakan aplikasi Muslim, Umma. Perempuan yang akrab disapa Ria tak sangka dia akan membawa pulang juara dua.
“Saat ikut lomba dari awal, memang tidak berharap jadi juara. Sempat nggak nyangka ternyata saya menang,” kata Ria kepada Republika.co.id, Selasa (11/5).
Dunia murottal sudah Ria kenal sejak kecil. Saat masih berusia tujuh tahun, ia sudah belajar mengaji. “Dari kecil saya suka didengarkan murottal dan shalawat. Karena terbiasa mendengar, otomatis saya merasa termotivasi supaya bisa. Orang tua saya juga mendukung saya,” ujar dia.
Kemudian, ia mulai mendalami serius murottal sejak kelas satu SMA. Saat mengikuti lomba musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), gurunya melihat ada potensi dalam diri Ria. Akhirnya, ia dibimbing murottal, diajarkan terkait nada dan irama. Setelah mantap, dia mulai mengikuti banyak lomba. Kalah dan menang sudah biasa, yang jelas dia bisa mengembangkan kemampuannya.
Selain itu, ia juga termotivasi dari beberapa idolanya. Dari luar negeri, ia sangat mengidolakan Sheikh Mishari Alafasy. Sedangkan dalam negeri, Ustadz Muzammil Hasballah dan Ustadzah Mastia Lestaluhu. Ria sangat menyukai dari segi suara, irama, dan tajwid.