REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Kanselir Jerman Angela Merkel pada Senin berbincang dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membahas eskalasi saat ini soal konflik Timur Tengah.
"Kanselir sekali lagi mengutuk serangan roket lanjutan ke Israel dari Gaza dan meyakinkan Perdana Menteri tentang solidaritas pemerintah Jerman," kata juru bicara Merkel Steffen Seibert.
Merkel tidak memberikan kritikan apapun terhadap provokasi Israel selama bulan suci Ramadan, atau penggunaan kekuatan dan serangan udara yang tidak proporsional di Gaza, yang menewaskan sedikitnya 200 warga Palestina, termasuk 59 anak-anak.
"Kanselir menegaskan hak Israel untuk mempertahankan diri dari serangan itu," kata Seibert.
Pemerintah koalisi Merkel telah menjadi pendukung kuat bagi Israel, dan kanselir Jerman berulang kali berargumen bahwa Jerman memiliki tanggung jawab khusus untuk keamanan Israel, karena genosida Nazi terhadap orang Yahudi dalam Perang Dunia II.
Serangan udara Israel di Gaza
Setidaknya 200 warga Palestina telah meninggal, termasuk 59 anak-anak dan 35 wanita, dalam serangan Israel di Gaza sejak pekan lalu, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Lebih dari 1.305 orang juga terluka dan puluhan bangunan hancur atau rusak dalam serangan Israel. Sepuluh orang Israel juga tewas oleh tembakan roket dari Jalur Gaza.
Ketegangan baru-baru ini yang dimulai di Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadan menyebar ke Gaza sebagai akibat dari serangan Israel terhadap jamaah di kompleks Masjid al-Aqsa dan daerah Sheikh Jarrah.
Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel 1967. Negara itu juga mencaplok seluruh kota pada 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.