REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Militer Israel mengancam akan meledakkan dua sekolah di Jalur Gaza, yang tengah disiapkan untuk menampung para pengungsi internal (IDP). Israel juga telah menginformasikan PBB soal rencana pengeboman itu.
Menurut laporan Arabi21News pada Senin (17/5), kedua sekolah tersebut adalah al-Aqsa dan al-Bouraq yang terletak di daerah yang sangat padat di Gaza Barat. Media Palestina mengatakan, ancaman tersebut sangat berbahaya karena sekolah adalah bagian dari rencana untuk menampung orang-orang yang mengungsi akibat kebrutalan Israel.
Seperti dilansir laman Daily Sabah, Israel melanjutkan serangannya terhadap Palestina, yang kemudian menimbulkan kekhawatiran bahwa ancaman untuk mengebom sekolah mungkin bukan hanya sekadar ancaman. Apalagi, jika memperhitungkan serangan sebelumnya terhadap sekolah oleh tentara Israel. Pada 2014, militer Israel membombardir sebuah sekolah di Kota Rafah di selatan Gaza.
Sebuah proyektil lantas menghantam jalan di luar gerbang sekolah yang menewaskan lebih dari 10 orang dan melukai puluhan lainnya. Sekolah tersebut menampung lebih dari 3.000 orang yang mengungsi akibat pertempuran di daerah tersebut kala itu.
Sekretaris Jenderal PBB saat itu, Ban Ki-moon, mengecam serangan mematikan tersebut dan menyebutnya sebagai kemarahan moral dan tindakan kriminal. "Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah berkali-kali diberi tahu tentang lokasi situs-situs tersebut," katanya.