REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Serangan udara Israel telah menghancurkan satu-satunya laboratorium Covid-19 di Jalur Gaza. Hal itu bakal menghambat upaya penanganan pandemi di wilayah yang diblokade tersebut.
Klinik al-Rimal yang berada di Kota Rimal, Gaza, sebagian hancur akibat serangan udara Israel. “(Serangan Israel) menghentikan tes penyaringan (Covid-19) di laboratorium pusat,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Qidra pada Senin (17/5), dilaporkan laman Al Arabiya.
Qidra mengatakan, serangan Israel mengancam dan berpotensi besar merusak upaya otoritas kesehatan di Gaza menangani pandemi. Selain Klinik al-Rimal, gedung kementerian kesehatan Gaza dan kantor Bulan Sabit Merah Qatar turut terdampak serangan Zionis.
Sebelum eskalasi pertempuran antara Hamas dan Israel sepekan lalu, otoritas kesehatan di Gaza melakukan pengujian Covid-19 rata-rata 1.600 orang per hari. Tingkat tes positif termasuk yang tertinggi di dunia, yakni 28 persen. Rumah sakit dipenuhi oleh pasien.
Gaza, yang memiliki dua juta penduduk, sejauh ini telah menerima 122 ribu dosis vaksin Covid-19. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari setengah total dosis yang dimiliki belum diberikan kepada warga
WHO mengatakan, sebanyak 103 ribu warga Gaza telah terinfeksi Covid-19. Sebanyak 930 di antaranya meninggal.