REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Komandan angkatan darat Nigeria Ibrahim Attahiru dan perwira militer lainnya meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat pada Jumat (21/5). Pesawat yang ditumpangi oleh perwira tinggi militer tersebut jatuh ketika akan mendarat di Bandara Internasional Kaduna.
Kecelakaan tersebut merenggut nyawa 10 petugas lainnya termasuk awak pesawat. Sejauh ini militer belum mengungkap penyebab kecelakaan tersebut. Attahiru ditunjuk sebagai kepala staf angkatan darat oleh Presiden Muhammadu Buhari pada Januari lalu.
Pengangkatan Attahiru merupakan bagian dari perombakan komando militer untuk memerangi kekerasan yang meningkat, termasuk pertempuran melawan kelompok bersenjata Boko Haram. Presiden Buhari mengatakan, kecelakaan itu merupakan pukulan yang mematikan bagi negara.
"Ini adalah satu pukulan mematikan bagi kita, teutama pada saat angkatan bersenjata kita siap untuk mengakhiri tantangan keamanan yang dihadapi negara," ujar Buhari, dilansir Aljazirah, Ahad (23/5).
Misi diplomatik AS ke Nigeria menyebut kematian Attahiru sebagai kerugian luar biasa bagi Nigeria. Misi diplomatik AS menyatakan duka cita yang mendalam atas kecelakaan tragis itu.
Militer Nigeria telah memerangi Boko Haram di timur laut sejak 2009, dalam konflik yang telah menewaskan lebih dari 40.000 orang dan membuat sekitar dua juta orang mengungsi. Kecelakaan yang merenggut nyawa Attahiru muncul ketika ada laporan bahwa, Pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau telah terluka parah atau mungkin terbunuh setelah bentrokan dengan faksi saingannya.
Sumber intelijen lokal mengatakan Shekau terluka ketika kelompok ISIS di Provinsi Afrika Barat (ISWAP)menyerang markas Boko Haram di hutan Sambisa di timur laut negara bagian Borno. Sumber tersebut mengatakan, Shekau terluka ketika dia menembak dirinya sendiri untuk menghindari penangkapan.
Shekau telah dilaporkan terbunuh beberapa kali sejak konflik dimulai. Namun hal tersebut hanya isu belaka, dan dia tetap terlihat muncul kembali ke publik.
Tentara Nigeria mengatakan, mereka masih menyelidiki laporan tersebut. Pihak ISWAP maupun Boko Haram tidak mengeluarkan pernyataan apa pun tentang serangan Sambisa atau keberadaan Shekau. Attahiru pernah bertugas memimpin serangan garis depan melawan pejuang Shekau di timur laut pada 2017.