Senin 24 May 2021 13:10 WIB

Sopir Bajaj Gantung Diri di Pasar Baru

Tak ditemukan tanda kekerasan pada tubuh sopr bajaj itu.

Rep: Febryan A / Red: Andi Nur Aminah
Gantung diri (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Gantung diri (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budi Indrawanto (37 tahun), seorang sopir bajaj, nekat mengakhiri hidupnya sendiri. Ia ditemukan tewas dengan leher tergantung pada tali tambang yang diikatkan ke pipa saluran air. Budi gantung diri di dekat Jalur Keluar Mobil Gedung Metro, Pasar Baru, Jalan KH Samanhudi, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Ahad (23/5) pukul 22.00 WIB. 

Kapolsek Sawah Besar AKP Maulana Mukarom mengatakan, Budi adalah warga Karang Anyar, Sawah Besar. Sehari-harinya dia bekerja sebagai sopir bajaj. Maulana mengatakan, pihaknya belum mengetahui alasan atau penyebab Budi bunuh diri. Tapi, yang pasti tak ditemukan tanda kekerasan pada tubuhnya. 

Baca Juga

"Tidak ada tanda kekerasan. Korban gantung diri. Saat ini jasad korban masih di RSCM untuk ditindaklanjuti," kata Maulana ketika dikonfirmasi, Senin (24/5). 

Maulana menjelaskan, Budi diketahui gantung diri pertama kali oleh seorang saksi mata. Ia mendengar teriakan sejumlah orang yang melintas di lokasi kejadian. 

Dia lantas mengecek langsung ke lokasi tersebut. Ternyata benar Budi sudah dalam keadaan tewas tergantung pada saluran pipa. Dia pun langsung melapor ke Mapolsek Sawah Besar. 

Aparat lantas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Saat dicek oleh tim identifikasi Polres Metro Jakarta Pusat, korban masih dalam keadaan tergantung. Jenazahnya lalu dibawa ke Rumah Sakit Ciptomangunkusumo.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement