REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi menggelar simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah sekolah jelang pemberlakuan belajar tatap muka pada bulan Juli mendatang, Senin (24/5). Diharapkan, simulasi dapat mempermudah guru dan siswa saat pelaksanaan belajar tatap muka mendatang.
"Kota Cimahi melaksanakan simulasi cara-cara tata cara pembelajaran tatap muka salah satunya edukasi mulai dari PAUD, TK, kemudian SD dan SMP," ujar Plt Wali Kota Cimahi, Ngatiyana saat meninjau simulasi PTM di SDN Mandiri 2 Kota Cimahi, Senin (24/5).
Ia menuturkan, simulasi belajar tatap muka dilakukan ditiap sekolah jelang pembelajaran tatap muka Juli mendatang. Sekaligus simulasi dilakukan agar guru dan siswa biasa dalam pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19.
"Pembelajaran tatap muka disimulasikan di tiap sekolah karena apa kalau tidak disimulasikan terlebih dahulu akan kagok pembelajaran tatap muka," katanya.
Ngatiyana mengatakan pada saat dimulai belajar tatap muka maka terlebih dahulu ruangan kelas disemprot disinfektan oleh petugas. Selanjutnya, siswa dapat masuk kelas dengan terlebih dahulu mencuci tangan dan sebelum memasuki sekolah sudah memakai masker serta menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu, jalur masuk dan dan jalur keluar bagi siswa berada pada arah yang berbeda disiapkan oleh guru. Ia pun meminta agar di tiap sekolah disiapkan ruang isolasi bagi siswa yang memiliki gejala sakit atau demam untuk dilakukan pemeriksaan.
Ngatiyana menambahkan, dalam satu ruangan kelas SD dan SMP hanya diisi oleh 15 orang siswa dari kapasitas total siswa 40 orang. Sedangkan untuk satu ruangan kelas PAUD dan TK diisi hanya 5 orang. Waktu pembelajaran sendiri dibatasi untuk siswa SD perkelas hanya 2 jam sedangkan siswa SMP 3 jam.
"Di kelas maksimal 15 orang, jadi apabila biasa 40, dilaksanakan menjadi 3 kelompok pembelajaran hanya 15, 15, 10. Jadi satu kelas 40 dibagi tiga kelompok agar tidak terjadi penumpukan di dalam kelas kecuali PAUD dan TK hanya 5 (orang) di dalam kelas," katanya.
Ia mengatakan, pembelajaran tatap muka di masa pandemi diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan dalam hal menerapkan protokol kesehatan. Termasuk budaya antre."Pembelajaran untuk SD 2 jam untuk SMP 3 jam dilaksanakan jam pelajaran," katanya. Materi pelajaran sendiri akan diberikan oleh guru.
"Dengan jam tambah pendek, materi yang penting mana prioritas diberikan. Sehingga proses belajar mengajar agar sampai tujuan," katanya.
Ngatiyana melanjutkan pelaksanaan simulasi PTM di SDN Mandiri 2 relatif berjalan dengan baik. Para siswa sudah menerapkan protokol kesehatan dengan dipantau langsung oleh para guru."Alhamdulillah kita melihat seperti ini, ini baru pertama nanti berulang akan terbiasa sehingga anak akan tahu tugas dan kerjanya," katanya.