Rabu 26 May 2021 14:28 WIB

Kasus Covid-19 di Tasikmalaya Turun Pascalebaran

Kalau berdasarkan data, kasus Covid 19 cenderung mengalami penurunan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Sekda Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sekda Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya mengklaim tak ada lonjakan kasus Covid-19 usai Lebaran. Kasus Covid-19 di daerah itu justru dinilai mengalami penurunan. "Kalau berdasarkan data, kasus cenderung penurunan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan, saat dihubungi Republika, Rabu (26/5).

Ia mengakui, sempat terjadi lonjakan kasus Covid-19 pada Selasa (25/5). Dalam sehari itu, terdapat penambahan 51 kasus Covid-19.

Baca Juga

Namun, Ivan menilai, secara keseluruhan kasus aktif Covid-19 mengalami penurunan dibanding sebelum Lebaran. Saat ini, jumlah kasus positif Covid-19 yang aktif di Kota Tasikmalaya berjumlah 294 orang. "Dibanding sebelum Lebaran, kita sudah turun kasus aktifnya. Sekarang sudah di bawah 300 kasus," ujar dia.

Ia menambahkan, hingga saat ini juga belum ada laporan adanya kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya dari pemudik. Namun, ia tetap mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes).

Secara akumulatif, kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya hingga Rabu, berjumlah 6.762 kasus. Sebanyak 6.337 orang telah dinyatakan sembuh, 294 orang kasusnya masih aktif, dan 131 orang meninggal dunia.

Sementara di Kabupaten Tasikmalaya, kasus Covid-19 usai Lebaran juga diklaim landai. Wakil Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin mengatakan, tak ada lonjakan kasus setelah Idulfitri 1442 H. "Alhamdulillah kita tak seperti daerah lain. Sampai hari ini tak ada klaster Covid-19 baru usai Lebaran," kata dia.

Berdasarkan data hingga Rabu siang, total kasus Covid-19 di Kabupaten Tasikmalaya berjumlah 3.356 kasus. Sebanyak 3.192 orang telah dinyatakan sembuh, 41 orang masih dalam perawatan, dan 123 orang meninggal dunia.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement