Rabu 26 May 2021 16:37 WIB

Guru Sebarkan Konten SARA, Wagub DKI: Sudah Ditegur

'Urusan politik enggak usah diurus oleh para guru. Guru tugasnya mendidik.'

Rep: Flori Sidebang / Red: Ratna Puspita
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria
Foto: Republika/Flori Sidebang
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang guru sekolah dasar (SD) di Jakarta mengunggah konten berisi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam sebuah grup percakapan WhatsApp. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memberikan teguran kepada guru berinisial MNT itu. 

"Pemprov melalui Disdik (Dinas Pendidikan) sudah menegur," kata Ariza di wilayah Warung Buncit, Jakarta Selatan, Rabu (26/5).

Baca Juga

Ariza mengatakan, guru merupakan sosok yang menjadi teladan bagi anak didiknya sehingga perlu memperhatikan etika dan sikap dalam menyampaikan suatu informasi. "Kami minta semua guru, apalagi guru harap diperhatikan SOP-nya, keterangannya, etikanya, sikapnya harus menjadi teladan," ujarnya. 

Ia pun meminta agar para guru tidak perlu ikut campur dalam hal tertentu yang bukan menjadi tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik. Sebab, Ariza menuturkan, tugas guru adalah mendidik para pelajar dengan baik. 

"Urusan politik enggak usah diurus oleh para guru. Guru tugasnya mendidik. Urusan lain-lain tidak usah. Saya minta urusan guru adalah menjadi pendidik yang baik," kata dia menegaskan.

Sebelumnya, anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah melalui akun Twitter miliknya, @imadya, mengunggah dan menyayangkan konten bermuatan SARA yang disebarkan oleh guru berinisial MNT itu. Menurut Ima, Dinas Pendidikan DKI Jakarta harus memberikan efek jera agar kasus serupa tidak kembali terulang.

"Saya minta Bu Kadis kasih efek jera ke orang tersebut. Contoh sebelumnya guru SMAN 58 itu, dua tahun tidak bisa naik jabatan, beberapa bulan tidak bisa naik TKD," ujar Ima saat dikonfirmasi. 

Dalam cicitannya, Ima turut mengunggah foto konten berisi SARA yang disebarkan oleh MNT dalam grup WhatsApp guru se-DKI Jakarta. MNT mengirim foto identitas seseorang dengan keterangan gambar berikut:

"Sertifikat izin masuk dari pemerintah Palestina tahun 1935 untuk Simon Perez sebagai cleaning service. Puluhan tahun kemudian ia menjadi PM Israhell dan mendzolimi serta membantai bangsa Palsetina..!! mirip dg cina masuk ke Indonesia unskill Labor bertahun2 tinggal di Indonesia tahu2 jadi presiden," tulis MNT.

Selain itu, Ima juga menggunggah surat pernyataan permohonan maaf MNT yang telah ditandatangani pada 20 Mei 2021.

"Posting-an tersebut saya tidak bermaksud untuk menyinggung, menyakiti perasaan baik secara suku, agama, ras, dan antargolongan atau jabatan tertentu. Hal tersebut hanya spontanitas atas keprihatinan terhadap bangsa Palestina," tulis MNT.

Sementara itu, Humas Disdik DKI Jakarta Taga Radja menyebut, Disdik DKI telah menelusuri kasus tersebut. Dia mengungkapkan, tulisan itu tidak dibuat oleh MNT dan hanya menyebarkan kembali.

"Itu bukan tulisan dia, tetapi dia hanya nge-share saja, kan banyak berita-berita soal Simon Perez itu. Dia (MNT) tambahin lagi, jangan-jangan Indonsia seperti itu. Intinya, dia melakukan itu tidak benar dan mengakui itu tindakan tidak tepat," ungkap Taga. 

Ia menjelaskan, MNT tidak memiliki niat untuk menghina presiden maupun pihak lainnya. "Jadi, tidak ada niat menghina prisiden atau siapa pun juga. Memang dia menyesali betul bahwa itu tidak benar," tutur Taga. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement