Sabtu 29 May 2021 05:07 WIB

Relawan Malaysia Berjuang Atasi Lonjakan Kasus Covid-19

Tim relawan telah berkembang menjadi lebih dari 2.000 anggota.

Rep: Rizky Surya/ Red: Hiru Muhammad
Seorang wanita menjalani tes usap untuk Covid-19 dari dalam mobil di Kuala Lumpur, Malaysia, 21 Mei 2021. Malaysia mencapai rekor lain dengan 6.806 kasus Covid-19 baru pada 20 Mei 2021.
Foto: EPA-EFE/AHMAD YUSNI
Seorang wanita menjalani tes usap untuk Covid-19 dari dalam mobil di Kuala Lumpur, Malaysia, 21 Mei 2021. Malaysia mencapai rekor lain dengan 6.806 kasus Covid-19 baru pada 20 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALALUMPUR--Relawan Malaysia, yang membantu menguburkan para korban Covid-19, mengatakan pekerjaan mereka terus bertambah. Negara di Asia Tenggara itu berjuang untuk mengatasi wabah Covid-19 terburuk sejak dimulainya pandemi. 

Mengenakan perlengkapan pelindung lengkap, Pasukan Manajemen Pemakaman Malaysia biasanya dipanggil oleh rumah sakit untuk membantu keluarga memberikan penghormatan terakhir mereka dengan cara yang aman. Muhammad Rafieudin Zainal Rasid selaku pemuka agama sekaligus mengepalai tim relawan nasional kini dikenal sebagai ulama pengurus jenazah.

Rafieudin mengatakan para relawan saat ini menangani hampir 30 kali lebih banyak jenazah daripada yang mereka lakukan tahun lalu. Tim relawan telah berkembang menjadi lebih dari 2.000 anggota. "Sebelumnya, sekitar satu hingga tiga kasus per bulan, tetapi sekarang kami menangani hingga dua hingga tiga kasus sehari," kata Rafieudin dilansir dari Arab News pada Jumat (28/5).

Pernyataan Rafieudin merujuk pada hanya satu tim di distrik Kuala Lumpur tempat dia berada. Para relawan berangkat dari rumah sakit ke kamar jenazah untuk mempersiapkan jenazah untuk dimakamkan dan juga melaksanakan shalat di pemakaman. Terkadang kegiatan itu diikuti oleh anggota keluarga yang juga diberikan alat pelindung lengkap. 

Tetapi karena jumlah kematian akibat virus meningkat di negara mayoritas Muslim, terkadang sulit untuk menguburkan tubuh dalam waktu 24 jam seperti yang biasa terjadi dalam Islam. "Jika ada lebih dari 10 kasus hari ini di pemakaman yang sama, mungkin butuh dua hingga tiga (hari) untuk menyelesaikan semuanya," ujar Rafieudin.

Malaysia pada Kamis (27/5) melaporkan 7.857 kasus virus Corona baru, hari ketiga berturut-turut dari rekor infeksi dan 59 kematian. Sementara beban kasus secara keseluruhan jauh lebih rendah daripada beberapa tetangga. Rasio infeksi terhadap populasi, lebih dari 16.000 per juta, adalah yang tertinggi di Asia Tenggara. "Kami khawatir risikonya akan lebih berbahaya bagi kami semua yang terpapar karena kami sedang menangani jenazah," ungkap Rafieudin.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement