REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Qashqai baru akan menjadi model pertama Nissan yang diproduksi di Eropa menggunakan sejumlah besar panel aluminium ringan. Untuk model-model lain mendatang dipertimbangkan untuk menggunakan material sama.
"Kap, pintu, dan spatbor depan menggunakan bahan alumunium alloy, yang membuat bodi All New Qashqai 60 kg lebih ringan dibanding pendahulunya," kata Nissan dalam pernyataan resminya, dikutip Senin (31/5).
Bobot mobil yang lebih ringan diyakini meningkatkan efisiensi. Dengan begitu, berkontribusi pada pengurangan emisi serta membantu mengakomodasi lebih banyak teknologi, termasuk powertrain listrik.
Produksi aluminium di pabrik Sunderland Nissan mencakup jalur pengecoran yang mampu menangani lebih dari 7 ton logam per jam, memastikan lebih sedikit limbah, dan proses produksi yang lebih hijau. Nissan juga mendaur ulang atap dan kap bekas, diekstraksi, dan menjaga kualitas aluminium tetap terpisah.
Pemisahan tersebut memastikan bahwa Nissan dapat mengembalikan skrap berkualitas tinggi kepada pemasok untuk diubah menjadi lembaran paduan aluminium.
Sistem daur ulang "putaran tertutup" ini mengurangi limbah dan emisi CO2. Ini berkontribusi pada tujuan yang telah ditetapkan Nissan untuk mencapai netralitas karbon di seluruh operasi perusahaan dan siklus hidup produknya pada tahun 2050.
Daur ulang aluminium bekas menghemat lebih dari 90 persen energi yang dibutuhkan untuk membuat jumlah yang sebanding dari bahan mentah. Qashqai baru mengikuti Rogue baru yang dijual di Amerika Utara sebagai model global kedua bagi Nissan yang menampilkan suku cadang aluminium yang diproduksi dengan proses daur ulang.
Nissan sedang mempertimbangkan untuk memperluas penerapan proses ini ke model masa depan dan pabrik lain.