Rabu 02 Jun 2021 16:44 WIB

Tahun Depan, Subsidi Listrik Diusulkan Rp 61,83 Triliun

Anggaran subsidi listrik tahun depan naik dibandingkan tahun ini.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Warga memasukkan pulsa token listrik di rumahnya (ilustrasi). Kementerian ESDM mengusulkan subsidi listrik tahun depan mencapai Rp 61,83 triliun.
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Warga memasukkan pulsa token listrik di rumahnya (ilustrasi). Kementerian ESDM mengusulkan subsidi listrik tahun depan mencapai Rp 61,83 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam pembahasan asumsi dasar makro dengan Komisi VII DPR RI mengusulkan subsidi listrik tahun depan mencapai Rp 61,83 triliun. Anggaran ini naik dibandingkan alokasi tahun ini sebesar Rp 59,20 triliun.

Arifin menjelaskan kenaikan jumlah subsidi ini dikarenakan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menginjak Rp 14.450 per dolar AS. Harga minyak juga mencapai 60 dolar AS per barel dan inflasi diperkirakan menjadi 3 persen.

Baca Juga

"Dari perhitungan tersebut kami mengusulkan anggaran subsidi listrik tahun depan mencapai Rp 61,83 triliun," ujar Arifin di DPR, Rabu (2/6).

Namun demikian, imbuhnya, bila ada pemisahan data golongan pelanggan 450 Volt Ampere (VA) dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), maka subsidi listrik bisa diturunkan menjadi Rp 39,5 triliun. "Mengacu pada rekomendasi BPKP serta dari KPK, apabila dilakukan evaluasi pisahkan pelanggan 450 VA yang tidak masuk dalam DTKS, maka subsidi bisa diturunkan menjadi Rp 39,5 triliun," tambah Arifin.

Dia mengatakan, mulai 2022 diusulkan subsidi listrik diberikan secara langsung pada golongan yang berhak, seperti golongan pelanggan rumah tangga berdaya 450 VA dan 900 VA yang mengacu pada DTKS.

"Tahun 2022 diusulkan kebijakan listrik berikan subsidi listrik pada golongan berhak dan subsidi diberikan pada pelanggan rumah tangga miskin dan nggak mampu berdaya 450 VA dan 900 VA mengacu DTKS dan dukung subsidi listrik pada rumah tangga lewat mekanisme subsidi langsung," ujar Arifin.

Hingga April 2021, menurutnya subsidi listrik telah mencapai Rp 22,1 triliun. Hingga akhir tahun diperkirakan outlook subsidi bisa mencapai Rp 59,26 triliun, naik tipis dari APBN 2021 yang sebesar Rp 59,20 triliun. Biaya pokok penyediaan listrik Rp 1.334,44 per kWh, dan penjualan listrik mencapai 266,47 Tera Watt hour (TWh).

"Outloook tersebut termasuk Rp 5,57 triliun diskon untuk golongan pelanggan rumah tangga untuk 450 VA dan 900 VA nggak mampu periode Januari-Juni 2021 dan Rp 101,79 miliar untuk diskon golongan bisnis industri 450 VA Januari-Juni 2021," ujar Arifin.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement