REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI–-Stabilisasi pasokan dan harga jagung pakan terus diupayakan Kementerian Pertanian melalui subsidi distribusi jagung untuk pakan bagi para peternak layer kecil dan mandiri di wilayah Solo Raya, Jawa Tengah.
Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Risfaheri dalam keterangannya, Jumat (4/6) mengatakan, pasokan jagung didatangkan dari wilayah sentera terdekat ke wilayah Solo Raya khususnya Boyolali.
“Kita bantu para peternak yang kesulitan di wilayah Solo Raya dengan memfasilitasi biaya distribusi jagung dari Kab. Purwakarta ke peternak di wilayah Solo Raya," ujar Risfaheri.
Upaya ini sudah diinisiasi oleh Dinas Ketahan Pangan Jateng, dengan harga jual jagung ke perternak Rp 5.100/kg, tetapi volumenya terbatas. Sekarang kita tingkatkan lagi,” ungkap Risfaheri.
Dia menambahkan, tahap pertama ini 100 ton jagung akan didatangkan dari daerah sentra untuk peternak layer kecil dan mandiri di wilayah Solo Raya, dengan biaya pengangkutannya dari Kementan. “secara bertahap ini akan terus kita lakukan, tentu dengan melihat kondisi pasokan yang ada, dan stabilitas harga jagung,” kata Risfaheri.
Sementara itu, Ketua Koperasi Pinsar Petelur Nasional (Koperasi PPN), Sinarko mengatakan, adanya bantuan distribusi jagung ini dapat meringankan beban peternak layer anggotanya. “Kami ini memiliki keterbatasan dari sisi permodalan, karena anggota kami yang berstatus UMKM, sementara harga jagung pakan yang tinggi dan sulit didapat ini sangat membebani kami, terima kasih atas bantuan distribusi ini,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan bahwa jagung saat ini menjadi komoditas yang menjadi rebutan antara peternak Layer (end user) dan pihak pabrikan karena jumlahnya yang terbatas. Saat ini memang bukan musimnya, tetapi kemampuan peternak terbatas untuk menyiapkan stok jagung pada saat musim panen.“Mahalnya hargs jagung pakan ini menyebabkan Harga Pokok Produksi (HPP) telur ayam ras menjadi tinggi, dan sebaliknya tidak diimbangi dengan harga jual telur yang memadai,” katanya.
Telur merupakan sumber protein yang sangat dibutuhkan masyarakat terutama masa pademi Covid-19, sehingga apabila berupaya membantu pemerintah agar komoditas telur tetap bisa diakses masyarakat dengan harga yang terjangkau.
Sebelumnya, bantuan distribusi jagung juga dilakukan dari daerah sentra di Bima, Dompu, dan Sumbawa Nusa Tenggara Barat yang sedang panen didistribusikan ke Kendal dan Blitar. Bantuan distribusi ini diupayakan di tengah tingginya harga jagung di wilayah tersebut, akibat kekurangan pasokan karena wilayah sentra di Jawa belum panen.
Upaya memeratakan distribusi pangan ini ditekankan Kepala BKP Agung Hendriadi sebagai bagian dari stabilisasi pasokan dan harga pangan. Hal ini menjadi perhatian Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang dalam berbagai kesempatan menegaskan jajarannya untuk memastikan agar pasokan merata ke seluruh wilayah sehingga tidak ada kekurangan pasokan yang menyebabkan harga komoditas pangan mengalami kenaikan signifikan.