REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kasus Covid-19 di Kabupaten Garut terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, pada Ahad (6/6) terdapat penambahan 219 kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan, penambahan kasus positif yang terus terjadi membuat ruang isolasi yang ada semakin terisi. Saat ini, dua tempat isolasi terpusat untuk pasien Covid-19 bergejala ringan yang disediakan sudah terisi penuh.
"Untuk tempat isolasi terpusat untuk pasien gejala ringan ada Islamic Center dan Rusun Gandasari. Itu sudah 100 persen," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (7/6).
Sementara itu, keterisian ruang isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan juga sudah mencapai 70 persen. Angka itu disebut sudah mencapai batasnya. Sebab, menurut Leli, ruang isolasi di rumah sakit tak boleh terisi hingga 100 persen.
Mengatasi hal itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk menambah kapasitas ruang isolasi. Salah satunya, dengan menyiapkan ruang isolasi di puskesmas-puskesmas yang ada.
Leli menambahkan, pihaknya juga ingin setiap desa menyiapkan ruang isolasi terpusat bagi pasien Covid-19 yang bergejala ringan. Dengan begitu, ketika ada pasien tak harus selalu dibawa ke tempat isolasi terpusat milik pemerintah, yang notebene sudah terisi penuh.
"Penyediaan ruang isolasi di desa-desa masih dikoordinasikan dengan Pak Sekda. Kita dari Dinkes lebih menyiapkan puskesmas untuk tempat isolasi," kata dia.
Menurut Leli, selama ini puskemas-puskesmas di Kabupaten Garut secara darurat sudah digunakan untuk mengisolasi pasien Covid-19. Artinya, ketika ada pasien yang harus masuk rumah sakit tapi masih menunggu, sementara diisolasi di puskesmas.
Sementara itu, Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, kondisi rumah sakit masih bisa menampung pasien Covid-19. Namun, ia berencana akan menambah kembali ruang isolasi di rumah sakit agar ketika lonjakan terus terjadi, pasien dapat tertantani dengan baik.
Kendati demikian, apabila pasien masih bisa menjalani isolasi mandiri, sebaiknya memang tidak perlu dibawa ke rumah sakit. "Kita kan sudah siapkan tempat isolasi terpusat seperti Islamic Center dan rusunawa. Namun rumah sakit 24 jam siap menerima pasien yang harus dirujuk," kata dia.
Ia juga meminta pemerintah desa harus menyediakan tempat isolasi terpusat di wilayahnya masing-masing. Ia mencontohkan, ketika terdapat kasus Covid-19 di satu kampung di Desa Hegarmanah, Kecamatan Bungbulang, para pasien tak perlu diisolasi ke Islamic Center atau Rusun Gandasari, lantaran pemerintah desa setempat sudah menyiapkan tempat isolasi mandiri secara terpusat di wilayah itu.
"Kami akan jamin jadup (jaminan hidup) untuk mereka," kata dia.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, pada Ahad terdapat penambahan 219 kasus baru. Penambahan itu disinyalir masih merupakan dampak aktivitas masyarakat selema Lebaran.
Selain penambahan kasus baru, terjadi juga penambahan angka kematian akibat Covid-19 yant cukup signifikan. Setidaknya, terdapat 14 pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia dalam sehari itu. Pasien Covid-19 yang meninggal dunia mayoritas berusia lebih dari 50 tehun.
Hingga saat ini, total kasus positif Covid-19 di Kabupaten Garut berjumlah 10.893 kasus. Sebanyak 1.102 orang masih menjalani isolasi mandiri, 380 orang menjalani isolasi di rumah sakit, 8.932 orang telah dinyatakan sembuh, dan 479 orang meninggal dunia.