REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Setelah muncul klaster perumahan dan klaster pondok pesantren, belasan tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Kayumanis, Tanah Sareal, Kota Bogor terpapar Covid-19. Meski demikian, Satgas Covid-19 Kota Bogor dapat mengendalikan klaster dengan cara yang berbeda-beda.
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto selaku Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor menyampaikan, warga Perumahan Griya Melati Bubulak, Bogor Barat yang sempat terpapar Covid-19 sudah terkendali. Termasuk para santri di Pesantren Bina Madani, Bogor Selatan.
“Jadi Griya Melati terkendali berkat kerja keras Pak Kapolres di bawah luar biasa. InsyaAllah Rabu selesai semua, sudah sembuh semua. Di Bina Madani juga terkendali semua sudah dievakuasi dan ada pos gabungan disitu,” kata Bima Arya pasca menggelar rapat di Taman Ekspresi Bogor, Selasa (8/6).
Oleh karena itu, Bima Arya meminta diadakan pendataan mengenai pesantren mana saja yang akan melakukan pembelajaran tatap muka (PTM). Termasuk pengawalan mengenai surat hasil swab test dari para santri.
Selain itu, sambung dia, terkait terpaparnya para nakes, pelayanan di Puskesmas Kayumanis ditutup sementara. Dengan tujuan untuk menjalankan tracing terhadap kontak erat. Termasuk nantinya kepada para pasien. “Semuanya dilakukan tracing, kontak erat di-tracing,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno memaparkan, angka kasus Covid-19 di Kota Bogor naik 46 persen pada pekan ini. Penambahan kasus terjadi di klaster perumahan dan pondok pesantren.
Berdasarkan data kasus harian Satgas Covid-19 Kota Bogor, pada Selasa (8/6) terjadi penambahan 51 kasus baru positif, 17 pasien sembuh, nol pasien positif meninggal.
Dalam pekan terakhir, kasus menonjol pada Sabtu (5/6) malam, dimana angka kasus baru bertambah 78 orang, 23 orang dinyatakan sembuh dan nol angka meninggal.
Sedangkan, Kamis (3/6) terjadi penambahan kasus baru 49 orang, 10 pasien positif sembuh, dan dua pasien positif meninggal. Sementara, pada akhir Mei, angka penambahan kasus baru positif masih berada di rata-rata 30 kasus perhari, bahkan pada awal Mei rekor dengan rata-rata kasus di bawah 10 kasus per hari.
"Kita ada penambahan kasus signifikan, naiknya 46 persen dibanding pekan lalu dari angka 189 kasus menjadi 277 kasus per Minggu," kata Retno.