Jumat 11 Jun 2021 14:29 WIB

10 Penyebab Doa Sulit Terkabul Menurut Ibrahim bin Adham

Ibrahim bin Adham memberikan peringatan tentang penghalang terkabulnya doa

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Ibrahim bin Adham memberikan peringatan tentang penghalang terkabulnya doa. Ilustrasi doa
Foto: Republika
Ibrahim bin Adham memberikan peringatan tentang penghalang terkabulnya doa. Ilustrasi doa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Suatu saat Abu Ishaq Ibrahim Ibn Adham seorang sufi terkemuka ditanya sesorang tentang mengapa doanya tak dikabulkan.

Karena keluasan ilmunya, Ibrahim bin Adham selalu ditanya para jamaah terkait masalah-masalah haji dan masalah-masalah lainnya. "Wahai Abu Ishaq! Kita telah berdoa. Tapi doa kita mungkin tak dikabulkan?" 

Baca Juga

Dikisahkan Ahmad Rofi Usmani dalam bukunya 'Makkah dan Madinah', Abu Ishaq Sang Sufi itu menjawab sekaligus menerangkan hal-hal yang menyebakan kenapa suatu doa tidak dikabulkan. Karena Allah SWT telah berjanji siapa yang berdoa kepada-Nya pasti akan mengabulkannya.

"Saudaraku," jawab Sang Sufi. "Hal itu terjadi karena hati anda telah mati akibat 10 hal," katanya.

Berikut sepuluh hal yang disampaikan Abu Ishaq yang menjadi penyebab doa tak diterima Allah SWT. Sebanyak sepuluh hal ini sesungguhnya setiap orang mengetahui namun melupakannya.  

Pertama, Anda mengenal Allah SWT, tapi tak menunaikan hak-haknya, kedua, Anda merasa telah mencintai Rasulullah SAW tapi ternyata meninggalkan sunnah-sunnah beliau. Ketiga, Anda membaca Alquran tapi tidak mengamalkannya. Keempat,  Anda menyantap nikmat Allah SWT, tapi tidak mensyukurinya. 

Kelima, Anda memandang setan sebagai musuh, tapi sering melangkah dengannya, keenam, menyatakan bahwa surga adalah benar adanya tapi tak beramal untuknya, ketujuh, Anda menyatakan bahwa neraka benar adanya, tapi tak menghindarinya. 

Kedelapan, Anda menyatakan bahwa kematian adalah benar adanya, tapi ternyata tak bersiap-siap dan tak bersedia menyambut kedatangannya. Kesembilan, setiap kali terjaga dari tidur, Anda senantiasa sibuk dengan aib orang lain, tetapi melalaikan aib sendiri. "Dan kesepuluh, Anda membumikan orang-orang yang berpulang, tapi tak mengambil pelajaran dari peristiwa itu," katanya. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement