REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Cholil Nafis beberapa waktu lalu sempat pulang kampung ke Pemakasan, Madura, Jawa Timur. Namun, saat akan kembali ke Jakarta, dia pun terkena tracing Covid-19 di jembatan Surabaya-Madura (Suramadu).
“Perjalanan saya dari Madura melintasi Suramadu terkena random tracing covid-19. Dua mobil saya diperiksa semua penunpang dan sopir. Walhamdulillah semua negatif dan bisa meneruskan perjalanan ke Surabaya, terus ke Jakarta,” ujar Kiai Cholil kepada Republika.co.id, Senin (14/6).
Sebelumnya, Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah ini sempat ditawari untuk dikawal agar tidak diswab saat melewati jembatan Suramadu. Namun, Kiai Cholil menolaknya dan memilih dites swab.
“Kemarin sempat ditawari untuk dikawal agar tak diswab. Karena bagi sebagian warga Madura diswab atau tracing itu seperti malapetaka terkena virus corona. Tapi, saya menolaknya biarkan saya dan keluarga diswab,” ucap Kiai Cholil.
Sebagai seorang dai nasional, petugas swab di Suramadu banyak yang mengenali Kiai Cholil. Bahkan, sebagian mereka ada yang meminta foto bersama Kiai Cholil. Menurut dia, seharusnya warga yang datang dari Madura tidak menghindar dari tracing Covid-19 tersebut demi kesehatan bersama, apalagi tes swabnya gratis.
“Ini enak malah gratis untuk mengetahui diri kita dan sekitar kita,” kata Kiai Cholil.
Dia pun mengapresiasi kinerja pemerintah Jawa Timur, khususnya pemerintah Surabaya yang telah mengantisipasi penyebaran Covid-19 dari Pulau Madura. “Saya mengapresiasi kinerja kesehatan Jawa Timur, khususnya pemerintah Surabaya yang mengantasipasi penyebaran covid-19 dari Madura,” kata alumnus Pondok Pesantren Sidogiri ini.