REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Muslim Selandia Baru tak berhenti menyuarakan penolakannya terkait rencana pembuatan film yang mengisahkan penembakan Masjid Christchurch, Selandia Baru. Komunitas Muslim menuntut film itu dibatalkan.
Sara Qasem, yang ayahnya terbunuh dalam serangan itu, menyebut film tersebut berisi narasi kulit putih. Menurutnya, hal tersebutlah yang menyakit komunitas Muslim, pihak yang paling tersakiti dalam serangan tersebut.
Sebanyak 51 orang jamaah Masjid al Noor, Christchurch, meninggal dunia akibat serangan tersebut. Selain itu, banyak jamaah yang mengalami cedera serius. Saat ini, petisi untuk menghentikan produksi film telah digaungkan. Lebih dari 55 ribu orang telah menandatangani petisi tersebut.
"Apakah ada pembicaraan dengan kami? Bagaimana bisa orang melakukan hal ini tanpa mempertimbangkan cerita kami," kata Qasem seperti dilansir tvnz.co.nz, Senin (14/6).