REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mengingatkan warga Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) agar mewaspadai ancaman kekeringan meteorologis. "Saat ini 100 persen dari total zona musim di NTT sudah berada dalam periode musim kemarau, sehingga diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Rahamattuloh Adji di Kupang, Senin (14/6).
Ia menjelaskan, berdasarakan data hari tanpa hujan (HTH) hingga 10 Juni 2021 menunjukkan bahwa beberapa daerah di NTT mengalami deret hari kering dengan kategori sangat panjang (30-60 hari) hingga ekstrem panjang (lebih dari 60 hari). Daerah-daerah tersebut, katanya, antara lain Kabupaten Alor, Belu, Ende, Flores Timur, Kupang, Kota Kupang, Lembata, Malaka dan Manggarai Barat.
Selain itu, lanjut dia, prakiraan peluang hujan menunjukkan bahwa umumnya wilayah NTT diprakirakan akan mengalami curah hujan sangat rendah (kurang dari 20 mm/dasarian) dengan peluang 71-100 persen. "Dengan kondisi ini maka memenuhi syarat untuk dikeluarkan peringatan dini ancaman kekeringan meteorologis," katanya.
Rahmatulloh mengatakan untuk daerah dengan status peringatan dini meteorologis ini perlu melakukan langkah antisipatif, seperti kegiatan budi daya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air. Selain itu, kata dia, waspada terhadap munculnya kebakaran hutan, lahan dan semak serta menghemat penggunaan air bersih.