Kamis 17 Jun 2021 10:10 WIB

Bima Arya Jelaskan Arahan Jokowi Vaksinasi di Stasiun Bogor

Vaksinasi Covid-19 di Stasiun Bogor menyasar 1.500 penumpang KRL Commuter Line.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Penumpang berjalan usai turun dari rangkaian kereta rel listrik (KRL) Commuterline di Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Penumpang berjalan usai turun dari rangkaian kereta rel listrik (KRL) Commuterline di Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang menyasar pengguna jasa KRL Commuter Line di Stasiun Bogor, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat (Jabar), Kamis (17/6) pagi WIB. Joko Widodo yang mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana panjang warna hitam, tiba di Stasiun Bogor pukul 08.10 WIB.

Jokowi disambut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Wakapolda Jawa Barat Brigjen Eddy Sumitro Tambunan, dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. Jokowi berbincang sejenak dengan Menkes di pelataran stasiun, kemudian masuk ke dalam stasiun.

Peninjauan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di dalam stasiun, tertutup untuk liputan pers. Setelah Jokowi meninggalkan Stasiun Bogor, Wali Kota Bima Arya menjelaskan, alasan Presiden meninjau pelaksanaan vaksinasi di Stasiun Bogor.

Menurut Bima, saat meninjau pelaksanaan vaksinasi, Jokowi memberikan arahan kepada Menkes untuk melakukan percepatan pelaksanaan vaksinasi. "Presiden minta agar Jakarta dan daerah sekitarnya, termasuk Kota Bogor, dilakukan percepatan vaksinasi," katanya di lokasi.

Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Stasiun Bogor untuk sasaran 1.500 orang pengguna jasa KRL Commuter Line. Waktu pelaksanaan dibagi menjadi dua, yaitu pada Kamis untuk 750 orang, dan pada Jumat (18/6) untuk 750 orang, masing-masing mulai pukul 08.00 WIB.

"Dipilihnya pengguna jasa KRL sebagai sasaran penerima vaksin, karena masuk dalam kategori rentan terpapar Covid-19," kata Bima.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement