REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Sekolah swasta di Kabupaten Indramayu masih menghadapi persoalan kekurangan siswa dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2021. Padahal, pihak sekolah sudah melakukan berbagai upaya untuk menarik minat siswa.
Kondisi itu seperti yang dialami SMK PGRI Indramayu. Dalam PPDB tahap 1 yang pendaftarannya berlangsung 7 – 11 Juni 2021, sekolah yang beralamat di Jalan Ir H Juanda itu baru menerima 39 calon siswa yang telah mendaftar.
Pihak sekolah menetapkan dalam satu rombongan belajar (rombel) berisi 15 – 30 siswa, tergantung jurusan yang mereka ambil. Dengan jumlah pendaftar yang baru 39 siswa, maka sekolah tersebut baru memenuhi satu rombel. ‘’Kami menyediakan tujuh rombel,’’ kata Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kurikulum SMK PGRI Indramayu, Tasimah Ambarwati, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (21/6).
Tasimah mengakui, jumlah calon siswa yang telah mendaftar saat ini masih jauh lebih rendah dibandingkan jumlah siswa pada PPDB 2020. Saat itu, jumlah siswa mencapai 100 siswa. Meski demikian, dia optimis jumlah pendaftar masih akan bertambah.
Apalagi, pendaftaran PPDB tahap 2 baru akan dibuka pada 25 Juni - 1 Juli 2021. Untuk tahap kedua, pendaftaran dibuka untuk jalur zonasi. Sedangkan PPDB tahap 1, pendaftaran dibuka untuk jalur afirmasi, prestasi dan perpindahan orang tua. Pengumuman hasil seleksi PPDB tahap 1 itu dijadwalkan pada 21 Juni 2021.‘’Kami berharap, para calon siswa yang telah mendaftar ke sekolah negeri dan tidak diterima, bisa mendaftar ke SMK PGRI Indramayu,’’ tutur Tasimah.
Tasimah menyebutkan, ada lima kompetensi keahlian yang disediakan di SMK PGRI Indramayu. Yakni, Akuntansi Keuangan Lembaga (AKL), Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP), Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP), Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan Teknis Bisnis Sepeda Motor (TBSM).
Tasimah menambahkan, sistem zonasi yang ditetapkan pemerintah belum mampu mengatasi persoalan kekurangan siswa di sekolah swasta di Kabupaten Indramayu. Selama ini pun, mayoritas siswa yang mendaftar berasal dari jalur afirmasi. Jalur afirmasi itu diperuntukan bagi siswa tidak mampu.
Tasimah mengakui, minat masyarakat untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah negeri memang lebih tinggi dibandingkan ke sekolah swasta. Hal itulah yang membuat sekolah swasta menjadi kekurangan siswa.
Untuk menarik minat siswa, Tasimah mengungapkan, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya. Selain terus meningkatkan kualitas, upaya lain juga dengan memberikan seragam gratis bagi siswa tidak mampu, aktif melakukan kegiatan ekskul dan lomba-lomba serta menyediakan mobil antar jemput bagi siswa yang rumahnya jauh.
‘’Kami beri kemudahan karena anak-anak itu pasti punya masa depan. Kami bahagia jika berhasil mengantarkan mereka ‘menjadi orang’. Dengan segala keterbatasan yang kami miliki, kami berusaha berikan yang terbaik,’’ kata Tasimah.