REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam dibatalkan oleh pihak Kementerian Perhubungan RI, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman melaksanakan audiensi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI) untuk membahas kembali, Senin (21/6) lalu.
"Babel sangat membutuhkan pelabuhan tersebut," ungkap Gubernur Erzaldi saat bertemu dengan Agus H. Purnomo, Dirjen Perhubungan Laut, dalam siaran persnya.
Gubernur Erzaldi sangat menyayangkan pembatalan ini mengingat kebutuhan Babel atas pelabuhan ini karena memperhatikan beberapa hal, di antaranya :
1. Semakin besarnya beban Pelabuhan Pangkal Balam Pangkalpinang.
2. Kondisi alur yang sangat sempit dan dangkal.
3. Semakin tinggi lalu lintas kapal di Tanjung Kalian atas barang dan komoditas Babel.
4. Semakin tingginya kesiapan ekspor komoditas Babel yang masih melewati Palembang dan Lampung.
5. Biaya reklamasi kawasan 100 Hektare sudah dilaksanakan oleh pihak ketiga bekerja sama dengan BUMD untuk menjadi pelabuhan kontainer.
6. Pemprov. Babel siap membangun fasilitas lain selain pengembangan pelabuhan yang bisa dilaksanakan oleh Kemenhub RI.
Dalam pertemuan dengan Dirjen Perhubungan Laut, Gubernur Erzaldi menyampaikan bahwa, pentingnya pengembangan memang mempertimbangkan beberapa hal tersebut yang disampaikan melalui surat dan langsung.
Menurutnya, pelabuhan ini merupakan nadi, jangan sampai komoditi ekspor Babel tidak dapat bersaing karena fasilitas dan sarana pelabuhan yang minim, seperti kapasitas muatan, waktu tunggu pasang surut air dan sebagainya.
Dalam audiensi ini, Dirjen Perhubungan Laut mengatakan akan langsung menyampaikan kepada Menteri Budi Karya Sumadi apa yang telah disampaikan Gubernur Erzaldi, selain menyampaikan juga kepada Direktur Utama Pelindo tentang Pelabuhan Pangkal Balam Pangkalpinang.
Disepakati, akan dijadwalkan pertemuan kembali untuk mendiskusikan pentingnya pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam bersama Menteri Perhubungan, Dirjen Perhubungan Laut dan Pelindo.
"Saya minta siapkan data volume kargo pelabuhan atas ekspor komoditas dan potensi-potensi ekspor yang dimiliki Babel," pesan Agus H. Purnomo.
Beberapa kendala dan membutuhkan banyak biaya diakui oleh Agus H. Purnomo ketika tim melakukan survey lokasi Pelabuhan Pangkal Balam di Pangkalpinang. Panjangnya alur, tidak cukup anggaran dengan digit yang mencapai miliaran sehingga, diputuskan untuk dibatalkan. Pembangunan pelabuhan di luar kawasan Pangkal Balam dikatakannya akan dipertimbangkan jika lebih efisien dilihat dari posisi lokasi maupun biaya yang dibutuhkan.
"Menjadi pertimbangan untuk tidak dikembangkan di dalam kawasan Pangkal Balam, tetapi di luar Pangkal Balam," ungkapnya.
Gubernur Erzaldi menindaklanjuti ini dengan segera memerintahkan Kepala Bappeda Babel, Feri Insani yang juga hadir mendampingi audiensi bersama Staf khusus, Izwar dan Plt Kepala Dinas Perhubungan, untuk mengakomodir Perangkat Daerah (PD) agar menyiapkan data pendukung dan segera dilaksanakan rapat koordinasi terkait pengakomodiran data.
"Saya terus berupaya mengembangkan pelabuhan di Babel agar komoditi ekspor dapat bersaing," tegasnya.
Selain pengembangan pelabuhan, pada kesempatan ini, Gubernur Erzaldi juga menyampaikan tingginya biaya operasional buka tutup jembatan EMAS yang memang berada di alur kapal menuju pelabuhan. Menanggapi ini, Dirjen Perhubungan Laut mengatakan sangat penting memikirkan bagaimana perawatan atas jembatan.