Rabu 23 Jun 2021 14:47 WIB

Migrasi Siaran TV Digital Dimulai dari Daerah Perbatasan

Negara tetangga telah lebih dulu bermigrasi ke digital sehingga punya deviden digital

Warga menonton televisi di rumahnya, Depok, Jawa Barat, Selasa (15/6/2021). Proses Analog Switch Off (ASO) atau migrasi dari siaran tv analog ke digital akan segera dimulai, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menetapkan tahapan migrasi mulai 17 Agustus 2021 hingga 2 November 2022.
Foto: ANTARA /Yulius Satria Wijaya
Warga menonton televisi di rumahnya, Depok, Jawa Barat, Selasa (15/6/2021). Proses Analog Switch Off (ASO) atau migrasi dari siaran tv analog ke digital akan segera dimulai, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menetapkan tahapan migrasi mulai 17 Agustus 2021 hingga 2 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tahun ini mulai migrasi siaran televisi dari analog ke digital, atau analog switch off. Rencananya migrasi bermula dari daerah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga.

"Kami senang jika informasi tidak hanya beredar di kota besar. Kami juga ingin warga di perbatasan yang menikmati (ASO) duluan, ada variasi konten," kata Direktur Penyiaran, Direktorat Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Geryantika Kurnia, dalam acara virtual, Rabu (23/6).

ASO Tahap I akan dimulai tahun ini, dijadwalkan paling lambat berlangsung hingga 17 Agustus di enam wilayah siaran, yaitu Aceh 1, Kepulauan Riau 1, Banten 1, Kalimantan Timur 1, Kalimantan Utara 1 dan Kalimantan Utara 3. Dari wilayah siaran tersebut, terdapat beberapa wilayah perbatasan seperti Kabupaten Nunukan di Kalimantan Utara yang berbatasan dengan Malaysia dan Kota Batam, Kepulauan Riau, perbatasan Indonesia dengan Malaysia dan Singapura.

Wilayah perbatasan selama ini juga menangkap siaran televisi dari negara tetangga sehingga mereka belum tentu mengenal siaran televisi dalam negeri. Beberapa wilayah siaran di Indonesia sudah bermigrasi dari siaran televisi analog ke digital bahkan sejak 2019 lalu, seperti Kota Batam.

Selain persebaran informasi, faktor hubungan internasional dengan negara tetangga juga memainkan peranan penting dalam menentukan wilayah untuk analog switch off diutamakan di perbatasan. Negara tetangga telah lebih dulu bermigrasi ke siaran digital sehingga mereka juga sudah memiliki deviden digital. Deviden digital tersebut bisa saja terganggu karena spektrum frekuensi masih digunakan Indonesia untuk siaran televisi analog.

Menurut Geryantika, masalah tersebut bisa menimbulkan perselisihan hingga gugatan karena Indonesia tidak kunjung migrasi ke siaran televisi digital sehingga negara tetangga tidak bisa menggunakan dividen digital mereka. "Kita bisa digugat," kata Geryantika.

Sejumlah wilayah siaran, seperti Batam, sudah menerima siaran digital simulcast, baik analog maupun digital, untuk saat ini. Secara bertahap, siaran televisi analog akan ditinggalkan ketika semua wilayah sudah bermigrasi ke siaran digital.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement