REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Argentina pada Selasa (22/6) mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk membayar 430 juta dolar AS kepada Paris Club, sekelompok kreditur pemerintah.
Perjanjian tersebut akan memungkinkan negara itu menghindari default setelah melewatkan pembayaran utang 2,4 miliar dolar AS. Argentina akan membayar sebagian utangnya dari total 430 juta dolar AS sebelum akhir Juli dan sisanya sekitar tahun depan.
Dalam konferensi pers, Menteri Ekonomi Martin Guzman mengatakan Argentina telah mencapai "kesepakatan" dengan Paris Club. Dia menyebut perjanjian itu akan memberi negara itu "keamanan lebih".
“Setelah negosiasi yang konstruktif dan sikap yang sangat profesional dari pihak Sekretariat Paris Club, telah tercapai kesepahaman, yaitu bahwa Argentina punya waktu hingga 31 Maret 2022 untuk membidik restrukturisasi yang lebih permanen,” kata Guzman.
Dia juga menunjukkan bahwa potensi default bisa berdampak negatif pada Amerika Selatan.
"Itu akan menjadi pukulan bagi ekonomi dengan efek destabilisasi selama masa-masa ketidakpastian ini," kata Guzman merujuk pada pandemi Covid-19 global dan resesi ekonomi yang telah menghantam Argentina.
Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Jepang termasuk di antara 16 negara kreditur yang harus dibayar kembali dalam kesepakatan Paris Club. Guzman mengakui bahwa batas waktu Maret 2022 dengan Klub Paris seharusnya tidak memengaruhi kerangka waktu apa pun terkait negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF).
Sementara Paris Club menyelamatkan Argentina dari default, Guzman menegaskan bahwa negara itu akan memfokuskan upayanya pada negosiasi dengan IMF soal utang 45 miliar dolar AS. Pemerintah Argentina akan melanjutkan negosiasi tatap muka dengan anggota IMF selama pertemuan G-20 pada Juli di Italia.
Presiden Argentina Alberto Fernandez telah menerima dukungan dari Prancis, Spanyol, dan Portugal dalam beberapa bulan terakhir karena melanjutkan negosiasi IMF. Argentina tidak memiliki akses ke pasar utang internasional setelah resesi tiga tahun, dan memiliki beberapa pinjaman lain yang akan jatuh tempo di akhir tahun.
Pada September 2018, Argentina menerima pinjaman IMF terbesar dalam sejarah, yaitu 57 miliar dolar AS, karena krisis ekonomi.