Jumat 25 Jun 2021 23:15 WIB

Kasus Harian Covid-19 di Gunung Kidul Cetak Rekor Baru

Pada Jumat (25/6) kasus harian Covid-19 di Gunung Kidul bertambah 242 kasus.

Petugas gabungan menggelar razia masker di Alun-Alun Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta. (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Petugas gabungan menggelar razia masker di Alun-Alun Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Pasien terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bertambah 242 kasus baru atau memecahkan rekor harian selama Juni. Penambahan ini membuat total selama pandemi menjadi 5.301 kasus.

"Hari ini sangat banyak, dan paling tinggi selama penambahan kasus harian," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Jumat (25/6).

Baca Juga

Dewi mengakui sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Gunung Kidul, tempat tidur untuk perawatan pasien terkonfirmasi Covid-19 sudah penuh. Sehingga, harus menggunakan tempat tidur bagi pasien yang tidak terkonfirmasi.

"Ada lonjakan pasien Covid-19 yang harus dirawat, kami juga sudah mengupayakan tempat tidur bagi pasien terkonfirmasi Covid-19 yang membutuhkan perawatan," katanya.

Dewi juga mengakui pihaknya tidak bisa merinci penambahan kasus harian hari ini yang jumlahnya sangat banyak. Hal ini dikarenakan sejumlah pegawai Dinas Kesehatan ada yang terkonfirmasi Covid-19.

Selain itu, petugas kesehatan masih fokus pada percepatan pelaksanaan vaksinasi di wilayah ini. Adapun data Dinas Kesehatan Gunung Kidul, total terkonfirmasi sebanyak 5.301 kasus dengan rincian 1.611 kasus aktif atau 46,44 persen, 3.469 sembuh atau 65,44 persen, dan 221 meninggal dunia.

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga protokol kesehatan dengan tertib untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19," katanya.

Wakil Bupati Gunung Kidul Heri Susanto mengatakan dirinya telah menerbitkan surat edaran tentang penundaan sementara kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa Kabupaten Gunung Kidul saat ini dalam kategori risiko kenaikan kasus Covid-19 zonasinya risiko tinggi.

"Untuk itu, dalam rangka mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang dapat menimbulkan kerumunan, diinstruksikan kegiatan rapat, sosialisasi, seminar, workshop, dan sejenisnya untuk ditunda atau dihentikan sementara," kata Heri.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement