Senin 28 Jun 2021 14:35 WIB

Jelang Idul Adha, Panen Cabai Rawit di Temanggung Melimpah

Kenaikan harga rawit yang terjadi beberapa hari terakhir bukan karena tidak ada panen

Ngadirejo adalah sentra kawasan sayuran di lereng gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung. Di lokasi tersebut terdapat kampung cabai seluas 100 hektare, puncak panen diperkirakan akan terjadi pada Juli mendatang. Diharapkan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat ketika Idul Adha.
Foto: istimewa
Ngadirejo adalah sentra kawasan sayuran di lereng gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung. Di lokasi tersebut terdapat kampung cabai seluas 100 hektare, puncak panen diperkirakan akan terjadi pada Juli mendatang. Diharapkan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat ketika Idul Adha.

REPUBLIKA.CO.ID, NGADIREJO--Ngadirejo adalah sentra kawasan sayuran di lereng gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung. Di lokasi tersebut terdapat kampung cabai seluas 100 hektare, puncak panen diperkirakan akan terjadi pada Juli mendatang. Diharapkan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat ketika Idul Adha. 

Kembali bergejolaknya pandemi Covid 19 belakangan ini, Mentan Syahrul Yasin Limpo mengingatkan jajarannya untuk bersatu padu menjadi garda terdepan dalam penyediaan pangan. Mulai dari petani, dinas hingga pemerintah pusat harus bersinergi agar stabilitas pasokan tetap terjaga. 

"Lebih lagi ini menjelang Idul Adha, kita harus pastikan pasokan cukup agar tidak ada gejolak harga yang memberatkan konsumen namun juga tetap menguntungkan petani," ucap Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto. 

Salah satu anggota Kelompok Tani Muda Sejahtera, Anton saat ditemui, Jum'at (25/06) menjelaskan bahwa kenaikan harga rawit yang terjadi beberapa hari terakhir bukan karena tidak ada panenan. 

"Hujan terus, jadi perubahan warna cabai dari hijau ke merah lebih lama. Biasanya pemetikan bisa dilakukan 4 hari sekali tapi jika hujan terus begini 5-7 hari sekali baru petik," ujar Anton. 

Menurutnya beberapa petani di wilayahnya menanam varietas lokal sendiri yang diberi nama dalem. Cabai ini cocok lebih tahan hama patek dan busuk batang yang biasa menyerang saat musim hujan. Hingga saat ini kondisi tanaman sehat meskipun intensitas hujan tinggi. 

Selain itu cabai varietas dalem ini juga memiliki kualitas buah yang lebih awet umur simpannya. Dalam suhu ruang, buah ini dapat bertahan hingga tujuh hari. 

"Kulit buah yang tebal membuatnya lebih tahan dan tidak mudah rusak. Biji buahnya pun lebih padat sehingga kuantitas per kilonya lebih sedikit dibanding cabai rawit varietas lainnya. Jika perawatan instensif, produktivitasnya dapat mencapai 18 ton per hektare," terangnya. 

Mendengar varietas baru yang dikembangkan petani,  Dirjen Prihasto Setyanto mendukung untuk didaftarkan sesegera mungkin.  "Terkait varietas cabai yang ditanam petani, pada prinsipnya jika varietas tersebut banyak keunggulannya, segeralah dinas membantu mendaftarkan benih tersebut ke Balai Penelitian Sertifikasi Benih supaya dapat disertifikasi,'" katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement