REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China meluncurkan satelit prakiraan cuaca baru Fengyun-3E ke luar angkasa pada Senin (5/7).
Menurut kantor berita Xinhua, satelit ini dilengkapi dengan 11 muatan pengindraan jauh yang diharapkan dapat meningkatkan akurasi prakiraan cuaca. Satelit itu diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Gurun Gobi, barat laut China.
Administrasi Luar Angkasa Nasional China (CNSA) mengatakan satelit meteorologi dirancang dengan umur delapan tahun akan mendapatkan pengukur suhu atmosfer, kelembaban dan parameter meteorologi lainnya untuk aplikasi prediksi numerik yang dapat meningkatkan kapasitas prakiraan cuaca China.
Dengan penggunaan satelit baru ini, otoritas antariksa China dapat memantau dan melaporkan cakupan salju dan es global, suhu permukaan laut, bencana alam serta ekologi untuk merespons perubahan iklim dengan lebih baik serta mencegah dan mengurangi bencana meteorologi.
"Satelit akan memantau lingkungan matahari dan ruang angkasa dan pengaruhnya, serta data ionosfer untuk memenuhi kebutuhan prakiraan cuaca ruang angkasa dan layanan pendukung," tambah CNSA.
Sementara itu, tiga antariksawan China telah menyelesaikan semua tugas untuk kegiatan ekstravehicular pertama mereka di luar angkasa pada Ahad (4/7). China mengirim para antariksawan ke luar angkasa dengan pesawat luar angkasa Shenzhou-12 pada 17 Juni.
Menurut Badan Antariksa Berawak China, dua dari tiga antariksawan telah keluar dari modul inti Tianhe di stasiun luar angkasa China pada Ahad. Mereka memasang penahan kaki dan platform kerja ekstravehicular pada lengan mekanik selama sekitar tujuh jam.