Senin 05 Jul 2021 18:19 WIB

Sejumlah RS di Kota Surabaya Tutup Layanan IGD

Penutupan IGD di sejumlah RS Surabaya karena terlalu banyak pasien Covid-19

Red: Nur Aini
Instalansi Gawat Darurat (IGD), ilustrasi
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Instalansi Gawat Darurat (IGD), ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sejumlah rumah sakit di Kota Surabaya menutup sementara layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dalam sepekan terakhir akibat ruang perawatan untuk pasien Covid-19 penuh.

Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jawa Timur dr. Dodo Anondo saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin (5/7) membenarkan banyak rumah sakit yang menutup layanan IGD karena terlalu banyaknya pasien, khususnya yang terpapar Covid-19.

Baca Juga

"Tapi, bukan tutup untuk seterusnya, hanya sementara. Istilahnya pola yang dipakai pola buka tutup. Kalau ada pasien yang sembuh dan keluar rumah sakit, pasien baru bisa masuk," ujarnya.

Dari data yang dihimpun, rumah sakit yang menutup layanan IGD, antara lain Rumah Sakit Islam Jemursari, Rumah Sakit Islam Ahmad Yani, Rumah Sakit Royal dan Rumah Sakit Wiyung Sejahtera. Selanjutnya, Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC), Rumah Sakit Adi Husada Undaan, Rumah Sakit Adi Husada Kapasari, Rumah Sakit Premiere, Rumah Sakit National Hospital, Rumah Sakit Al Irsyad, Rumah Sakit Gotong Royong, Rumah Sakit RKZ serta Rumah Sakit William Booth.

Menurut Dodo, penutupan IGD dilakukan untuk melindungi tenaga kesehatan yang bekerja sekaligus agar pelayanan rumah sakit tetap maksimal.

"Penutupan juga untuk melindungi tenaga kesehatan karena jumlahnya terbatas dan saat ini banyak yang terpapar Covid-19," kata dia.

Sementara itu, Direktur RS William Booth dr. T.B. Rijanto, dalam suratnya kepada Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut RS William Booth menutup layanan IGD sejak 29 Juni 2021. Penutupan layanan IGD karena banyaknya pasien Covid-19 yang dirawat, sedangkan tenaga kesehatan terbatas.

Sejak 28 Juni 2021, Rijanto menyebut ada 24 tenaga kesehatan di RS William Booth Surabaya yang terpapar Covid-19, dan dari jumlah itu terdapat 15 tenaga kesehatan, di antaranya dirawat di rumah sakit tersebut.

"Bahkan, sembilan orang dari 15 orang tenaga kesehatan yang dirawat di RS William Booth terpaksa ditempatkan di IGD karena ruang isolasi penuh," tutur dia.

Sementara itu, Wakil Direktur Layanan Medis dan Keperawatan RSI Jemursari dr. Dyah Yuniati menambahkan tempat tidur perawatan di RSI Jemursari sudah penuh dengan pasien Covid-19.

"Sebanyak 130 tempat tidur sudah penuh, yang di IGD saja masih ada 16 pasien belum mendapatkan kamar. Kami menutup IGD agar pelayanan maksimal," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement