Senin 05 Jul 2021 22:07 WIB

Ahli Gizi Bantah Susu Beruang Bisa Obati Covid-19

Setiap produk susu memiliki kandungan gizi hampir sama, termasuk susu beruang.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi virus corona.
Foto: Pixabay
Ilustrasi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Susu beruang ramai perbincangkan beberapa waktu terakhir, seiring kasus positif covid-19 yang meningkat signifikan di Tanah Air. Produk ini banyak diburu warga karena diyakini dapat menyembuhkan sejumlah penyakit, bahkan covid-19.

Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM), Rahadyana Muslichah menegaskan, susu beruang tidak bisa mengobati covid-19. Sebab, sampai saat ini memang belum ada penelitian yang membuktikan jika susu bisa mengobati virus corona.

Baca Juga

"Susu beruang bukan obat, dan sampai sekarangpun belum ada obat spesifik untuk mengobati covid. Jadi, klaim susu beruang bisa menyembuhkan covid itu tidak benar," kata Icha, Senin (5/7).

Ia menjelaskan, di setiap produk susu memiliki kandungan gizi hampir sama, termasuk susu beruang. Dalam produk susu mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Tapi, produk dengan kemasan putih itu merupakan susu murni 100 persen.

Jadi, Icha menerangkan, dalam produk susu ini cuma mengandung makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak. Sedangkan, produk-produk susu varian lainnya telah difortifikasi dengan vitamin dan mineral.

"Tidak ada perbedaan antara susu beruang dengan produk susu lain, kandungan gizinya hampir sama. Soal kandungan gizi ini bisa dicek di label kemasan," ujar Icha.

Dosen Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM tersebut menuturkan, mengonsumsi susu saja tidak lantas meningkatkan imunitas tubuh. Sebab, untuk menjaga tubuh dari paparan covid, tubuh juga membutuhkan asupan-asupan makanan yang bergizi.

"Minum susu sebenarnya salah satu opsi yang bisa dikonsumsi untuk tambahan asupan. Utamanya ya dari makanan holistik yakni karbohidrat, protein, sayur dan buah, kalau susu saja tidak lengkap kandungan gizinya," kata Icha.

Selain itu, upaya-upaya meningkatkan daya tahan tubuh bisa dengan rutin aktivitas fisik dibarengi mengelola stres. Lalu, disiplin terapkan protokol kesehatan mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menjauhi kerumunan, serta memakai masker. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement