Senin 05 Jul 2021 21:05 WIB

MER-C Kembali Buka Program Isomantau Covid-19 Gratis

MER-C sudah menggulirkan Program Isomantau sejak muncul pandemi Covid-19

Petugas satgas Covid 19 Komplek Depkes RW 04 Sunter Jaya memperlihatkan stiker bertuliskan: Mohon Doa Kami Sedang Isolasi Mandiri yang akan ditempel di rumah warga yang terpapar Covid 19 di lingkungan Komplek Depkes RW 04 Sunter Jaya Jakarta, Ahad (4/7). Penempelan stiker di rumah warga yang terpapar Covid 19 ini bertujuan untuk mempermudah pengawasan dan pendataan  Satgas Covid 19 di lingkungan ini. Foto: darmawan/republika.
Foto: REPUBLIKA
Petugas satgas Covid 19 Komplek Depkes RW 04 Sunter Jaya memperlihatkan stiker bertuliskan: Mohon Doa Kami Sedang Isolasi Mandiri yang akan ditempel di rumah warga yang terpapar Covid 19 di lingkungan Komplek Depkes RW 04 Sunter Jaya Jakarta, Ahad (4/7). Penempelan stiker di rumah warga yang terpapar Covid 19 ini bertujuan untuk mempermudah pengawasan dan pendataan Satgas Covid 19 di lingkungan ini. Foto: darmawan/republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Organisasi kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan kesehatan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) kembali program Isolasi Mandiri Terpantau (Isomantau) secara cuma-cuma. 

Program ini untuk membantu pemerintah memantau penderita Covid-19 dengan gejala ringan yang menjalani isolasi mandiri.

Baca Juga

Presidium MER-C, dr Yogi Prabowo SPoT, mengatakan pihaknya akan mengerahkan relawan untuk membantu memantau penderita Covid-19 yang menjalaniisolasi mandiri.

"Jadi yang gejala ringan bisa dirawat di rumah dengan pemantauan dokter," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/7).

Dia mengemukakan karena rasa takut dan panik sebagian penderita Covid-19 memilih ke rumah sakit untuk mendapat perawatan meski sebenarnya tidak membutuhkan perawatan medis di rumah sakit.

"Ini berbahaya karena rumah sakit (bisa over load(kelebihan beban), kondisi ini bisa menyebabkan berkurangnya kualitas pelayanan dan berkurangnya atensi tenaga kesehatan terhadap yang bergejala berat maupun (pasien) non-Covid-19," katanya.

Koordinator Relawan MER-C, dr Hadiki Habib SpPD, mengatakan orang dengan gejala ringan butuh informasi, edukasi, dan tata laksana Jumlahnya cukup banyak.

Menurut dia, penderita Covid-19 dengan gejala ringan maupun tanpa gejala tidak perlu menjalani perawatan di rumah sakit rujukan. "Kalau di IGD atau rumah sakit haruslah kondisi pasien yang memang membutuhkan tata laksana yang lebih cepat dan agresif," katanya.

Dia menyebutkan penderita Covid-19 dengan gejala ringan maupun tanpa gejala, bisa menjalani prosedur karantina mandiri dengan pengawasan dari tenaga kesehatan.

Melalui Program Isomantau, kata dia, MER-C akan membantu memantau penderita Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri dan menyediakan layanan konsultasi kesehatan dari jarak jauh.

"Ketika kondisi (kasus) Covid-19 tinggi seperti sekarang, masyarakat yang isolasi mandiri harus diperkuat dengan pemantauan, tidak boleh dilepas begitu saja," katanya.

Penanggung jawab Program Isomantau MER-C, dr Tasykuru Rizqa SpPD, mengatakan program ini merupakan program yang sudah pernah berjalan beberapa waktu lalu, sejak adanya pandemi Covid-19.  

Dia mengatakan, karena peningkatan jumlah kasus Covid-19 yang drastris, Program ini kembali digulirkan sejak 30 Juni lalu. “Isomantau sempat kita stop, tapi satu bulan terakhir kita lihat kasusnya meningkat, jadi kita adakan lagi,” kata dia. 

Dia menuturkan, Program Isomantau diperuntukkan bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang memiliki gejala sedang atau tanpa gejala. Relawan medis MER-C Indonesia akan memantau kondisi pasien yang telah mendaftar di program ini.

Pemantauan yang dilakukan MER-C, kata dia meliputi antara lain  kapan bisa selesai isolasi, kapan harus PCR, dan saran soal medis seperti obat apa yang dibutuhkan. 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement