Sabtu 10 Jul 2021 12:24 WIB

Presiden Moise Dibunuh, Gedung Putih akan Kirim FBI ke Haiti

Kompolotan terdiri dari 26 orang Kolombia dan 2 warga AS-Haiti terlibat pembunuhan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Tersangka dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise duduk di lantai dengan tangan diborgol setelah ditahan, di Direktorat Jenderal polisi di Port-au-Prince, Haiti, Kamis, 8 Juli 2021. Seorang hakim Haiti yang terlibat dalam penyelidikan pembunuhan mengatakan bahwa Presiden Moise ditembak belasan kali dan kantor serta kamar tidurnya digeledah.
Foto: AP/Jean Marc Hervé Abélard
Tersangka dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise duduk di lantai dengan tangan diborgol setelah ditahan, di Direktorat Jenderal polisi di Port-au-Prince, Haiti, Kamis, 8 Juli 2021. Seorang hakim Haiti yang terlibat dalam penyelidikan pembunuhan mengatakan bahwa Presiden Moise ditembak belasan kali dan kantor serta kamar tidurnya digeledah.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat (AS) berjanji mengirimkan petugas senior Biro Investigasi Federal (FBI) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) ke Haiti secepat mungkin. Para petugas akan menilai situasi di Haiti dan mencari tahu apa yang dapat AS bantu.

"Kami mengetahui mengenai penangkapan dua orang warga AS di Haiti dan memantau situasinya dengan saksama," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jumat (9/7) kemarin.

Baca Juga

Presiden Kolombia Ivan Duque mengatakan bersama kepolisian internasional (Interpol) kepala direktorat intelijen nasional dan direktur kepolisian nasional Kolombia juga datang ke Haiti. Duque mengatakan mereka akan membantu Haiti menyelidiki pembunuhan Presiden Jovenel Moise.

Menurut polisi Haiti pembunuhan dilakukan satu unit komando yang terdiri 26 orang Kolombia dan 2 orang Haiti-Amerika. Tujuh belas orang termasuk dua warga Haiti-Amerika James Solages tahun dan Joseph Vincent ditangkap usai baku tembak di Petionville, pinggir Ibukota Port-au-Prince.

Pemerintah Haiti tidak mengungkapkan motif pembunuhan atau menjelaskan bagaimana para pembunuh dapat masuk ke kediaman Moise. Sejak menjabat pada 2017, presiden itu didera unjuk rasa, mulai dari tuduhan korupsi, kegagalannya mengelola ekonomi dan kebijakannya yang semakin otoriter.

Mosie sendiri pernah berbicara mengenai kekuatan gelap yang bermain di balik kerusuhan. Mereka adalah para politisi dan oligarki korup yang merasa upayanya membersihkan pemerintah dan mereformasi politik menentang kepentingan mereka.

Jenderal Angkatan Bersenjata Kolombia Luis Fernando Navarro mengatakan penyidik menemukan 17 tersangka pembunuhan Moise pensiun dari angkatan bersenjata Kolombia dari  2018 hingga 2020.

Direktur Kepolisian Nasional Kolombia Jorge Luis Vargas mengatakan penyidikan awal menemukan 11 tersangka Kolombia terbang ke Haiti melalui kota pariwisata Punta Cana. Kota milik Republik Dominika yang berbagi pulau Hispaniola dengan Haiti.

Vargas mengatakan dua orang lainnya terbang dari Panama.  Sebelum terbang ke Ibukota Dominika, Santo Domingo lalu Port-au-Prince.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement