REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Timnas bulu tangkis Indonesia yang kini sudah berada di Prefektur Kumamoto Jepang, mengisi waktu isolasi mandiri selama empat hari dengan melakukan latihan ringan di dalam kamar sembari menunggu hasil uji COVID-19.
Selama isolasi, tim Indonesia belum dibolehkan menjalani latihan terbuka di luar ruangan, oleh karenanya PBSI mengarahkan atlet untuk melakukan latihan di kamar untuk tetap menjaga kebugaran.
"Saya berikan latihan pemanasan untuk memulihkan otot setelah perjalanan dan memperlancar peredaran darah. Ada gerakan senam dengan metode tabata untuk menjaga daya tahan otot dan peredaran darah mereka," kata pelatih fisik tim bulu tangkis Indonesia Iwan Hermawan, lewat rilis PBSI, Ahad (11/7).
Saat tiba di Jepang, timnas bulu tangkis sempat menjalani uji COVID-19 dengan metode pengujian air liur di Bandara Haneda, Tokyo. Pengujian yang sama juga dilakukan setibanya di Kumamoto dan dijadwalkan pengujian ini dilakukan setiap hari.
Jika hasilnya negatif, maka atlet dibolehkan latihan di luar ruangan pada sore hari, ujar Iwan menjelaskan.
"Saya berharap tim sudah bisa latihan di lapangan sore ini sehingga kami punya waktu yang cukup 12-13 hari menjelang Olimpiade nanti," tutur pria yang juga menjabat Kasubid Pengembangan Sports Science PP PBSI ini.
Ia menambahkan, jika terjadi situasi yang mengharuskan timnas menjalani isolasi mandiri selama empat hari ke depan maka program latihan akan dibuat lebih variatif, tapi dengan volume dan intensitas yang disesuaikan menuju fase kompetisi.
Tim bulu tangkis Indonesia direncanakan menjalani "training camp" di Prefektur Kumamoto selama 10 hari. Sebelum nantinya terbang kembali ke Tokyo untuk masuk ke perkampungan atlet dan berlaga di pesta olahraga terakbar sedunia.
"Semua latihan saya bagikan di grup dalam bentuk video instruksional, karena kami tidak boleh kontak dengan yg lain selama menunggu hasil swab," pungkas Iwan.