REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Pasukan Israel menghancurkan desa Badui Palestina Khirbet Humsah untuk ketujuh kalinya pada pekan lalu. Langkah itu membuat sekitar 11 keluarga berjumlah lebih dari 70 orang, kehilangan tempat tinggal.
Khirbet Humsah adalah rumah bagi sekitar 74 warga Palestina, termasuk 41 anak-anak, yang mempertahankan cara hidup semi-nomaden, hidup terutama di tenda dan struktur timah, dan memelihara ternak. Penghancuran agresif itu menandai ketujuh kalinya dalam waktu kurang dari setahun. Pembongkaran pertama dilakukan pada November 2020, di tengah badai musim dingin.
Setelah pembongkaran sebelumnya, lusinan aktivis Palestina dari Lembah Yordan dan daerah sekitarnya pergi ke Khirbet Humsah. Mereka memimpin upaya untuk membantu penduduk desa membangun kembali, menyediakan tenda dan tempat perlindungan baru bagi mereka.
"Mereka benar-benar memblokir daerah itu, dan tidak akan membiarkan salah satu dari kami tiba di desa sehingga kami dapat membantu orang-orang,” aktivis lokal dengan Komite Perlawanan Populer, Ayman Ghraib.
Selama pembongkaran sebelumnya, kelompok hak asasi manusia Israel B'tselem melaporkan bahwa pasukan Israel menghancurkan 18 tenda dan gudang yang menampung keluarga. Selain itu terdapat 29 tenda dan gudang yang digunakan sebagai kandang ternak, tiga gudang penyimpanan, sembilan tenda yang digunakan sebagai dapur, 10 toilet portabel , 10 kandang ternak, 23 wadah air, dua panel surya, dan bak pakan dan air untuk ternak yang juga diratakan.
Antara November dan Februari, pasukan Israel menghancurkan desa itu lima kali lagi. Setidaknya dua kali, B'tselem mendokumentasikan, pasukan Israel menebang dan mencabut pohon di daerah tersebut, yang berdampak pada lebih dari 3.000 pohon secara total.
Sepanjang 2021, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOCHA) pihak berwenang Israel telah menghancurkan, menyita atau memaksa orang untuk menghancurkan setidaknya 421 bangunan milik Palestina. Bangunan itu termasuk 130 yang didanai oleh donor, menggusur 592 orang, termasuk sekitar 320 anak-anak di Tepi Barat.
"Ini mewakili peningkatan 24 persen dalam struktur yang ditargetkan, peningkatan hampir 110 persen dalam struktur yang didanai donor yang ditargetkan dan lebih dari 50 persen peningkatan perpindahan orang, dibandingkan dengan periode yang setara pada tahun 2020," kata UNOCHA dikutip dari Middle East Eye.