REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menargetkan kasus harian Covid-19 menurun hingga di bawah 100 kasus per hari selama PPKM Darurat diterapkan. Saat ini kasus harian Covid-19 harian di Kota Bogor mencapai rata-rata 400 kasus per hari.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Kota Bogor, angka rata-rata kasus harian pasien positif Kota Bogor saat ini mencapai 400 kasus. Bahkan sempat mencapai angka tertingggi 648 kasus pada Selasa (13/7).
Dibandingkan pada Juni lalu, rata-rata kasus harian di angka 300 kasus per hari. Pada Mei di angka rata-rata 100 kasus per hari, bahkan sempat terdapat penambahan kasus tiga orang pada Jumat (14/5).
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, membenarkan jika tren angka kasus harian di Kota Bogor sedang naik drastis. Mulai dari di bawa 100 kasus pada Mei, Juni 200 kasus, hingga Juli naik dua kali lipat dengan angka 400 kasus per hari.
"Awal Juni kasus kita 200, untuk itu kita usulakan PPKM darurat. Yang normal kasus kita di bawah 100. Kita berharap (kasus) kita bisa ditekan," kata Bima Arya, Selasa (13/7).
Saat ini, Bima Arya mengatakan, pihaknya belum bisa menyimpulkan kebijakan PPKM Darurat. Karena baru berlangsung selama sepekan. Dia melihat, selama sepekan ke belakang, mobilitas warga antar wilayah atau kecamatan ke kecamatan cukup baik.
Hanya saja, angka kasus Covid-19 terus naik. Bima Arya mengatakan, diduga lonjakan kasus terjadi wilayah skala mikro atau RT/RW. Oleh karena itu, saat ini Satgas Covid-19 Kota Bogor fokus untuk mengawasi lebih ketat pergerakan warga di tingkat RT/RW.
“Karena itu, kami akan menguatkan di zona merah PPKM di wilayah. RW siaga akan terus mengawasi isoman dan lain-lain,” ucapnya.
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mnegatakan, Satgas Covid-19 Kota Bogor akan melakukan penyekatan di tingkat RT/ RW. Yakni dengan memberlakukan sistem satu pintu dan menutup portal perumaham mulai pukul 20.00 WIB.
"Secara umum lalu lintas, mobilitas bisa kita tekan, tapi pada tingkat mikronya akan kami perkuat dan target vaksinasi akan terus kami kedepankan supaya zona-zona merah yang menjadi center daripada penyebaran ditingkat tingkat lingkungan itu bisa kita tekan," ujarnya.
Sejauh ini, Susatyo melihat mobilitas warga di tingkat mikro masih tinggi. Bahkan sejak pagi hari. Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk disiplin dan tetap gotong royong membantu warga yang terdampak.
Tak hanya itu, sistem satu pintu tersebut akan dijaga ketat oleh Satgas Covid-19 wilayah setempat. "Kalau antar kota sudah kita batasi tentunya antar lingkup kecil lagi itu bisa dibatasi antar RT antar RW antar kelurahan tentunya itu bisa menjadi cara kita menekan ditingkat mikro karena angka kita masih tinggi," ucapnya.
Dia menegaskan, seluruh wilayah harus menerapkan sistem tersebut. Di mana setiap RT/ RW masing-masing dapat memetakan mana jalan yang harus diberlakukan satu pintu masuk, dan satu pintu keluar.
“Jadi tidak sembarangan orang bisa masuk, Ini sangat tergantung pada niat dan usaha dari pada warga di tingkat RT/RW. Artinya menjaga lingkungan siaga sehingga orang juga bisa kita tahan,” pungkasnya.