Rabu 14 Jul 2021 16:27 WIB

Penyintas Covid-19 tak Lebih Kebal dengan Varian Delta

Satu orang terkena varian delta bisa menyebarkannya kepada 8 orang.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Pasien sembuh COVID-19 mendonorkan plasma konvalesen di Unit Donor Darah (UDD) PMI DKI Jakarta, Rabu (23/6). Saat ini, ketersediaan stok plasma konvalesen di DKI Jakarta sedang kosong seiring melonjaknya kasus positif Covid-19 di Ibu Kota. Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta mengajak para penyintas Covid-19 untuk mendonasikan plasma konvalesen guna menekan kematian akibat penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Pasien sembuh COVID-19 mendonorkan plasma konvalesen di Unit Donor Darah (UDD) PMI DKI Jakarta, Rabu (23/6). Saat ini, ketersediaan stok plasma konvalesen di DKI Jakarta sedang kosong seiring melonjaknya kasus positif Covid-19 di Ibu Kota. Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta mengajak para penyintas Covid-19 untuk mendonasikan plasma konvalesen guna menekan kematian akibat penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Dokter spesialis paru dari RSUI dr. Gatut Priyonugroho, Sp.P menuturkan perbedaan Covid-19 Delta dengan varian lain. Perbedaan itu antara lain pada tingkat penularannya.

Dia menjelaskan bahwa virus Covid-19 varian alpha dari Inggris bisa menular dari satu orang kepada enam orang. Sedangkan varian delta dari satu orang menularkannya kepada delapan orang.

Baca Juga

"Angka tersebut tidak saklek, tapi menggambarkan bahwa semudah itu varian Covid-19 yang baru menular," ujar dokter Gatut dalam rilis pers Humas UI yang diterima Republika.co.id, Rabu (14/7).

Gatut menjadi narasumber dalam webinar dengan tema Mengenal Lebih Dekat Covid-19 Varian Delta yang digelar Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) berkolaborasi dengan Rumah Sakit UI (RSUI).

Gatut juga menjelaskan, apabila seseorang yang sudah terinfeksi Covid-19 divaksinasi, maka antibodi naik, kecuali untuk varian delta. "Ketika dia sudah kena varian delta, terus divaksin, maka keefektifannya tidak sebaik seseorang yang belum terkena jenis varian tersebut," kata Gatut menjelaskan.

"Mereka yang pernah kena Covid-19 bukan berarti dia sudah menumbuhkan antibodi, tetapi itu juga tandanya dia terbukti rentan terkena Covid-19, karena virus itu cocok dengan tubuhnya sehingga mudah masuk," kata dia.

"Maka kita juga cukup sering menemukan kasus orang yang terinfeksi virus Covid-19 untuk yang kedua kalinya," ujar dr. Gatut Priyonugroho.

Ia mengungkapkan, berdasarkan informasi yang bersumber dari WHO, pasien dapat dikeluarkan dari isolasi setelah sepuluh hari positif SARS-CoV-2 (Asimptomatik), dan sepuluh hari sesudah on set gejala dan terbebas dari gejala (simptomatik). Masyarakat yang sudah terbebas dari isoman maupun isolasi di rumah sakit, harus tetap mematuhi protokol kesehatan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement