REPUBLIKA.CO.ID, PALAKKAD -- Di India, terdapat sebuah kesenian tradisional berbasis wayang kulit dengan sebutan tholpavakoothu. Saat ini, kesenian tradisional itu tengah mengalami sebuah persoalan regenarasi.
Sebab, tak banyak generasi muda yang tertarik untuk mendalami kesenian yang berkembang di Kota Palakkad. Hal ini pun mendorong pegiat tholpavakoothu untuk mencari cara agar kesenian ini mampu menarik perhatian generasi muda sehingga kelestarianya tetap terjaga.
Gayung bersambut, salah satu pegiat tholpavakoothu, Lakshman Pulavar mendapat tawaran kerja sama dari salah satu start up robotik bernama Inker Robotics. Lewat pengalamanya dalam mengembangkan robot pertanian dan industri, Inker Robotics berinisiatif untuk mengembangkan robot untuk mengoperasikan wayang.
Tawaran itu pun langsung diterima dengan tangan terbuka oleh Lakshman Pulavar. Ia tertarik untuk melakukan pengembangan itu karena ia percaya perpaduan antara tekologi modern dan seni tradisional akan mampu menjadi hal yang lebih menarik bagi banyak orang.
"Perpaduan ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran untuk melestarikan tradisi dan budaya asil di sini," kata Lakshman Pulavar.
Agar lebih mengena, Lakshman Pulavar yang telah berusia 62 tahun itu pun melibatkan anaknya yang bernama Sajeesh.
Kerja sama itu pun kemudian diakomodasi oleh District Heritage Museum. Kebetulan, museum itu ingin menjadikan tholpavakoothu sebagai salah satu pertunjukan permanen di museum tersebut.
Momentum ini pun digunakan untuk pengembangan tholpavakoothu robotik. Langkah pertama diawali dengan proses konversi dari gerakan tangan menjadi kode untuk menghadirkan gerakan tertentu bagi robot.
Beragam skenario gerakan itu pun diterjemahkan dalam kode khusus dan membutuhkan waktu keseluruhan sekitar tiga bulan. Seluruh proses itu dilakukan dengan sangat teliti sehingga gerakan robot mampu benar-benar sesuai dengan gerakan aslinya.
Setelah rampung, perpaduan teknologi dan seni itu dipertontonkan untuk pertama kali pada Februari lalu. Sekitar 100 orang dalam pertunjukan itu pun dibuat kagum. Melihat kesuksesan ini, tholpavakoothu robotik pun akan ditampilkan di Cochin International Airport, India.
Secara historis, tholpavakoothu sendiri merupakan pertunjukan wayang kulit di kuil yang didedikasikan untuk Dewi Durga atau Kaali. Nama tholpavakoothu berasal dari kata thol (kulit), pava (wayang) dan koothu (bermain).
Wayang yang bercerita soal Kamba Ramayana ini menghadirkan 70-an karakter lewat 160 buah wayang. Setiap pertunjukan biasanya melibatkan 10 seniman yang terdiri dari dalang, penyanyi dan storytellers.
Lakshman Pulavar merupakan keturunan dari keluarga satu-satunya yang melestarikan warisan berusia 300 tahun ini.
Meski sangat antusias dengan perpaduan antara wayang kulit dan robot, ia pun telah berkomitmen untuk membatasi penggunaan teknologi tersebut. Lewat komitmen itu, maka pertunjukan di kuil masih akan terus dioperasikan oleh manusia secara seutuhnya demi menghormati kepercayaan dan tradisi.