REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat cepat. Berdasarkan laporan Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 di Indonesia, total kasus Covid-19 sudah mencapai 2,726,803 jiwa per tanggal 14 Juli 2021. Bahkan lebih memprihatinkan lagi, Covid-19 semakin banyak menginfeksi anak-anak. Jumlah kasus positif Covid-19 pada anak usia 0-18 tahun di DKI Jakarta per tanggal 14 Juli lalu telah mencapai 86,516 orang, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI.
Di sisi lain, Bed Occupancy Rate (BOR) alias tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit di berbagai daerah mencapai 80-90 persen, bahkan beberapa di antaranya kelebihan kapasitas demi menampung pasien Covid-19. Dampak lanjutannya, masyarakat yang terinfeksi Covid-19 harus menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing akibat kehabisan tempat isolasi di rumah sakit. Karena itu, tindakan isolasi mandiri (isoman) bersama keluarga, termasuk dengan anak-anak menjadi salah satu pilihan yang ditempuh dalam situasi seperti ini.
Kementerian Kesehatan sebelumnya juga mengatakan mutasi virus SARS-CoV-2 varian Delta B.1617.2 menular enam kali lebih cepat dibanding varian Alfa B117. "Varian baru Covid-19 yaitu varian delta ini yang menjadikan Indonesia terus mencetak angka kasus positif tertinggi selama beberapa hari terakhir," kata Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia dr Daeng M Faqih SH MH, Jumat (16/7), pada webinar yang digelar Tokio Marine Life Insurance Indonesia.
Menurutnya, hal ini disebabkan karena transmisi varian Delta sampai 60 persen lebih tinggi dari varian Alfa, di mana varian delta ini dapat menghasilkan penyakit lebih berat.Efektivitas vaksin terhadap varian delta juga lebih rendah dalam mencegah COVID-19 bergejala serta banyak ditemukan pada dewasa muda.
Dokter Daeng juga menerangkan, apabila ada orang yang sempat kontak erat atau melakukan tatap muka/paparan dengan orang dengan hasil PCR positif, atau orang bergejala dengan rapid antigen positif dengan jarak 1 meter selama 15 menit atau sempat bersentuhan fisik, maka orang tersebut wajib menjalankan isoman.
Menurutnya, gejala Covid-19 pada tiap orang itu berbeda. Faktanya 70,7 persen gejala paling umum adalah batuk, demam, sesak napas, lemas, sakit tenggorokan, pilek, dan lainnya. "Virus ini penularannya sangat cepat dan dapat memicu proses dalam tubuh yang bisa menyebabkan kematian, seperti gagal napas, badai sitokin, dan trombosis/koagulasi darah. Apalagi memiliki komorbiditas, maka akan lebih beresiko meningkatkan kondisi perburukan," katanya.
Anak terpapar
Gelombang kedua Covid-19 di Indonesia ini memang memunculkan banyak kluster keluarga, khususnya anak-anak. Satgas Covid-19 juga menyebutkan sejumlah faktor pemicu anak terpapar Covid-19, di antaranya karena masih banyak orang tua yang harus bekerja keluar rumah, sehingga klaster keluarga jadi meningkat.
Dokter Dimple Gobind Nagrani SpA mengatakan, dalam kondisi seperti sekarang ini, justru yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah menjaga kestabilan emosi orang tua apabila anaknya terdiagnosis Covid-19. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
Yaitu menjauhi informasi yang bukan dari sumber yang terpercaya, konsultasikan kecemasan/pertanyaan ke dokter spesialis dan bukan mendengarkan opini orang sekitar. Selain itu, pengalihan yang positif, contohnya berkomunikasi melalui video call, melakukan hobi seperti berkebun, fotografi, dan sebagainya.
Dokter Dimple juga menegaskan melakukan tes PCR pada anak itu sangat penting, Jangan karena kasihan jadi tidak dilakukan PCR, justru anak-anak itu wajib melakukan tes PCR apabila anak tersebut terkonfirmasi kontak erat dengan orang dewasa yang positif Covid-19. "Jadi kalau anaknya ternyata juga positif Covid-19, bisa lebih cepat ditangani dengan pengobatan yang tepat agar kemungkinan sembuhnya pun bisa lebih tinggi," katanya.
Director of Agency Distribution PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia Nelly Husnayati menyebutkan, webinar hari ini juga merupakan rangkaian dari Program Freemium yang telah dijalankan sebelumnya antara lain dengan melaksanakan webinar untuk edukasi dan literasi hal-hal terkait pandemik, seperti pengelolaan kesehatan mental, perencanaan keuangan, gaya hidup dan imunitas, olahraga saat pendemi, dan sebagainya.