REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perwakilan para pemain dan eks pemain basket Tanah Air berhasil menggelar pertemuan dengan sejumlah pengurus PP Perbasi pada Kamis (15/7) malam. Pertemuan secara virtual ini merupakan respons Perbasi atas surat permohonan audiensi yang dikirimkan para pemain ini yang beberapa waktu lalu meluncurkan gerakan Satu Bola Satu Suara.
Sebelumnya, gerakan Satu Bola Satu Suara ini memohon audiensi untuk membahas kasus perselisihan Dimaz Muharri dengan mantan klubnya CLS Knights yang sudah masuk ke jalur hukum. Kemudian perlunya pembentukan asosiasi pemain basket Indonesia.
Perbasi kemudian menanggapi dengan mengagendakan pertemuan virtual tersebut. Dalam pertemuan ini, turut serta Ali Budimansyah, Christian Ronaldo Sitepu, Mario Gerungan, Ramdhani, Fandi Andika Ramadhani, Arki Dikania Wisnu, Galank Gunawan, Pringgo Regowo, Daniel Wenas, dan Nico Donnda
Sedangkan dari pihak Perbasi dihadiri oleh wakil ketua umum I George Fernando, wakil ketua umum II Wawan Mulyana, wakil sekretaris jenderal Rezki Wirmandi, bidang legal dan disiplin Ariel Tigor Binafsihi, ketua badan etik dan hukum Charles Bronson, dan staf Perbasi.
Dalam rilisnya kepada media, gerakan Satu Bola Satu Suara menyatakan pertemuan virtual ini berjalan dengan lancar dan baik. Dari perwakilan pemain, Ali Budimansyah mengeluarkan pernyataan pembuka, dilanjutkan dengan pemaparan presentasi mengenai alasan mereka meminta pertemuan oleh Mario Gerungan.
Dari hasil pertemuan tersebut, Perbasi menjanjikan bersifat netral dan akan berusaha untuk menjadi penengah dalam perselisihan antara Dimaz dengan CLS.
Kemudian untuk asosiasi pemain, Perbasi meminta proposal yang lebih lengkap dan lebih terstruktur perihal asosiasi ini untuk kemudian mempertimbangkannya.
Sementara untuk standardisasi kontrak, Perbasi berjanji akan berkomunikasi dengan IBL. PIhak pemain mengajukan permohonan agar perwakilan mereka yang masih aktif dari tiap tim atau klub dapat ikut serta dalam penyusunan standardisasi kontrak tersebut.
Mario yang dihubungi Republika.co.id berharap permasalahan Dimaz dengan CLS bisa segera selesai dengan baik. "Kalau bisa mediasi bisa selesai dengan damai tanpa harus lanjut di pengadilan," kata dia.
Untuk asosiasi pemain, ia menyatakan perwakilan pemain akan berupaya membuat rancangan terbaik dengan tidak tergesa-gesa. Ini agar asosiasi tersebut nantinya berjalan benar-benar seperti tujuan awal untuk membantu para pemain. Mario mengatakan, perwakilan pemain nantinya belajar dan meminta masukan dari berbagai pihak, termasuk dari APPI sebagai wadah asosiasi pemain sepak bola yang diakui di Indonesia.
"Untuk standardisasi kontrak pemain profesional, semoga pemain bisa dilibatkan dalam pembahasannya agar ada standar kontrak yang benar-benar ideal dan tidak merugikan pemain ke depannya," kata Mario.