REPUBLIKA.CO.ID, – Hubungan antara putri Nabi Muhammad ﷺ, Fatimah, dengan Aisyah, istri terakhir beliau, dituding sebagian kalangan mengalami keretakan dan tak berjalan harmonis. Benarkah demikian?
Istri Nabi Muhammad ﷺ, Aisyah RA memiliki hubungan yang dekat dengan putri Rasulullah dari Khadijah, Fatimah RA.
Dilansir dari laman Alukah pada Jumat (16/7), Pertama hal ini dibuktikan dalan sebuah hadits, Rasulullah ﷺ berkata kepada Fatimah, "Wahai anakku, bukankah engkau mencintai orang yang saya cintai?" Dia berkata, "Ya.' Beliau bersabda: "Maka cintailah orang ini," artinya Aisyah (HR Nasai).
Maka Fatimah RA turut mentaati ayahnya, dan bahwa dia harus mencintai Ummul Mukminin Aisyah RA. Fatimah harus mencintainya, Karena sabda beliau: "Bukankah engkau mencintai orang yang saya cintai?".
Kemudian dari Ali bin abi Thalib RA bahwasanya Fatimah merasa sakit tangannya karena menumbuk tepung dan ketika itu ada seorang pelayan yang menawarkan dirinya kepada Rasulullah ﷺ.
Fatimah datang menemui Rasulullah untuk meminta seorang pembantu. Tetapi dia tidak berhasil menemui Rasulullah dan hanya bertemu dengan Aisyah. Kemudian Fatimah menitip pesan kepada Aisyah untuk disampaikan kepada Rasulullah.
Ketika Rasulullah tiba di rumah, Aisyah pun memberitahu beliau tentang kedatangan Fatimah. Ali bin Abu Thalib berkata; "Lalu Rasulullah pergi ke rumah kami ketika kami tengah berbaring hendak tidur.... (HR Muslim).
Ath-Thaiby dalam Fath Al-Bary menjelaskan, hadits Muslim di atas menunjukkan kedudukan Aisyah di mata Fatimah yang cukup besar. Ini dengan kepercayaan Fatimah menyerahkan urusannya kepada Aisyah agar disampaikan kepada Rasulullah.
Selanjutnya, Nabi Muhammad ﷺ menikahi Aisyah RA pada tahun kedua Hijriah, setelah Perang Badar, sementara Fatimah RA tinggal di rumah ayahnya, dan dia belum menikah. Yakni, Fatimah memiliki hubungan dekat dengan Aisyah sekitar satu tahun. Kemudian Ali RA menikahi Fatimah setelah Perang Uhud.
Sumber: alukah