REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institut Gamaleya di Rusia mencoba memelopori pendekatan vaksin campuran untuk mengatasi infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Mereka mendesak sejumlah produsen untuk ikut serta dalam uji coba "mix and match" vaksin mereka dengan produk vaksin Sputnik V.
Sebelumnya, Sputnik V telah bergabung dalam uji coba dengan AstraZeneca pada Februari untuk vaksin campuran. Namun, pada Mei, Kementerian Kesehatan Rusia menolak untuk menyetujui uji klinis karena kurangnya dokumen dan informasi yang diperlukan untuk memverifikasi kemanjuran dan keamanan vaksin gabungan.
Kala itu, vaksin AstraZeneca dan Sputnik V melibatkan dua dosis suntikan. Sputnik V berharap akan ada lebih banyak kolaborasi sejenis yang bisa memberi dampak lebih besar untuk kekebalan manusia di seluruh dunia.
"Kami meminta produsen vaksin lain untuk bergabung dengan kami untuk uji coba "mix and match". Ini adalah cara meraih kekebalan bagi komunitas global,” ujar Institut Gamaleya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Times Now News, Senin (19/7).