Rabu 21 Jul 2021 04:03 WIB

Presiden Ashraf Ghani yang Tetap Shalat Saat Roket Menerjang

Roket mendarat dekat Istana Kepresidenan di Kabul saat shalat Idul Adha.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Teguh Firmansyah
Roket mendarat di dekat Istana Kepresidenan di Afghanistan saat shalat Idul Adha.
Foto: Reuters
Roket mendarat di dekat Istana Kepresidenan di Afghanistan saat shalat Idul Adha.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pejabat Afghanistan mengatakan roket telah mendarat di dekat istana kepresidenan Afghanistan di Kabul selama shalat Idul Adha. Reuters melaporkan tidak ada korban yang cedera. Sampai saat ini, masih belum diketahui siapa di balik serangan tersebut.

Meskipun terdengar beberapa ledakan keras, Presiden Ashraf Ghani tetap melanjutkan shalat. Roket yang ditembakkan sekitar pukul 08.00 pagi waktu setempat terdengar di Zona Hijau yang dijaga ketat, menampung istana dan beberapa kantor kedutaan termasuk misi AS.

Baca Juga

Setelah shalat, Ghani menyampaikan pidato dari podium terbuka yang disiarkan di media lokal. Menurut Juru Bicara Kementeriaan Dalam Negeri Mirwais Stanekzai, setidaknya tiga roket mendarat di Kabul saat dimulainya hari raya umat Islam.

“Hari ini musuh Afghanistan melancarkan serangan roket di berbagai bagian kota Kabul. Semua roket menghantam tiga bagian yang berbeda. Berdasarkan informasi awal kami sampai sekarang tidak ada korban dan pihak kami terus menyelidiki,” kata Stanekzai, dikutip Aljazirah, Selasa (20/7).

Sebelumnya, roket telah diarahkan ke istana kepresidenan beberapa kali dan yang terakhir pada bulan Desember. Serangan itu bertepatan dengan serangan Taliban di seluruh negeri ketika pasukan asing mengakhiri penarikan pasukan yang dijadwalkan akan selesai pada 31 Agustus.

Tidak seperti beberapa tahun lalu, Taliban tidak mengumumkan gencatan senjata selama liburan hari raya tahun ini meskipun ada seruan mendesak dari masyarakat sipil Afghanistan dan masyarakat internasional untuk mengakhiri pertempuran.

Pada Senin, 15 misi diplomatik dan perwakilan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Kabul mendesak Taliban untuk menghentikan serangan hanya beberapa jam setelah kelompok itu dan pemerintah Afghanistan gagal menyepakati gencatan senjata pada pembicaraan di Doha.

“Serangan Taliban bertentangan langsung dengan klaim mereka. Ini telah mengakibatkan hilangnya nyawa orang Afghanistan yang tidak bersalah, termasuk melalui pembunuhan yang ditargetkan, pemindahan penduduk sipil, penjarahan dan pembakaran gedung, penghancuran infrastruktur vital, dan kerusakan jaringan komunikasi,” bunyi pernyataan itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement