Rabu 21 Jul 2021 18:22 WIB

Pakar Pastikan Penyintas Covid-19 Bisa Kembali Tertular

Kedisiplinan jadi kunci hindari penularan Covid-19.

Petugas menyiapkan peralatan kesehatan untuk pasien Covid-19. Penyintas Covid-19 masih bisa terinfeksi kembali terutama jika kontak erat dengan pasien positif.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Petugas menyiapkan peralatan kesehatan untuk pasien Covid-19. Penyintas Covid-19 masih bisa terinfeksi kembali terutama jika kontak erat dengan pasien positif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso, dr Syahril Mansyur SpP, mengatakan, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan penyintas Covid-19 masih bisa terpapar virus lagi. Salah satunya, memiliki kontak erat dengan mereka yang terinfeksi.

"Penyintas bisa kena lagi, atau reinfeksi, apabila dia bertemu lagi dengan kontak erat atau pergi ke zona merah," kata dr Syahril melalui seminar daring, Rabu (21/7). Tak hanya menyerang penyintas, virus juga bisa menyerang masyarakat yang telah melakukan vaksinasi, tak terkecuali mereka yang sudah diberikan dua dosis vaksin sekali pun.

Baca Juga

Menanggapi hal tersebut, dr Syahril menegaskan, vaksin tidak 100 persen membuat tubuh menjadi kebal sepenuhnya dari paparan Covid-19. Vaksinasi akan menjadi efektif jika setidaknya masyarakat sudah 70-80 persen divaksin dan kedisiplinan masyarakat menjalani protokol kesehatan.

"Vaksin tidak melindungi 100 persen sehingga menjadi kebal Covid-19. Maka dari itu, ada 70-80 persen komoditas agar divaksin untuk menciptakan herd immunity (kekebalan komunal). Kalau yang divaksin sedikit, maka tidak ada dampak bahkan akan ada penularan," ujar dr Syahril.

"Untuk mereka yang sudah divaksin, antibodi yang timbul mungkin tidak cukup untuk membunuh virus yang masuk. Apalagi orang yang sudah divaksin terus terpapar dengan mereka yang terinfeksi Covid-19. Apalagi dengan varian yang baru, karena mereka sudah bermutasi lebih canggih dan mengelabui kekebalan yang ada," imbuhnya.

Medical Senior Manager PT Kalbe Farma, dr Esther Kristiningrum, mengatakan, bagi penyintas Covid-19 yang belum pernah mendapatkan vaksin, bisa mengikuti vaksinasi setidaknya tiga bulan setelah sembuh.

"Karena tujuan kita adalah bagaimana mencari herd immunity, maka sekarang yang diutamakan adalah mereka yang belum terkena Covid-19. Jika sudah pernah (terpapar virus corona), tubuh sudah membentuk antibodi terhadap Covid, dan seiring berjalannya waktu, antibodi menurun," kata dr Esther.

"Tapi, belum jelas berapa lama apakah antibodi akan menurun, sehingga dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), menganjurkan vaksinasinya setelah tiga bulan sembuh," imbuhnya. "Sebenarnya kalau sudah sembuh bisa saja (langsung divaksin). Namun, vaksin yang ada masih terbatas dan fokus ke herd immunity, sehingga diutamakan bagi yang belum terinfeksi Covid-19 karena belum ada kekebalan terkait Covid-19."

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement