Rabu 08 May 2024 19:05 WIB

Calon Jamaah Haji Diimbau Vaksin Lengkap 10 Hari Sebelum Keberangkatan

Selain vaksin meningitis, jamaah umroh dan haji juga wajib vaksin polio.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Erik Purnama Putra
Tenaga kesehatan menunjukan cairan vaksin meningitis untuk disuntikkan kepada jamaah yang akan beribadah di Tanah Suci.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tenaga kesehatan menunjukan cairan vaksin meningitis untuk disuntikkan kepada jamaah yang akan beribadah di Tanah Suci.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan haji akan segera tiba, dan banyak masyarakat yang telah mempersiapkan keberangkatannya. Kepala KKP Kelas 1 Soekarno-Hatta, Naning Nugrahini mengimbau, calon jamaah haji harus sudah melengkapi vaksin yang diwajibkan 10 hari sebelum keberangkatan.

"Sebaiknya tidak dilakukan menjelang berangkat. Paling tidak 10 hari sebelum keberangkatan sudah vaksinasi, agar mendapat manfaat maksimal," ucap Naning dalam diskusi media bertema 'Umrah Sehat, Aman, dan Nyaman Melalui Vaksinasi" di Jakarta, Rabu (8/5/2024).

Baca: Kapten Pnb Maulana Zulfiqar Raih Badge 1.000 Jam Terbang

Berdasarkan surat dari Kementerian Arab Saudi, vaksin meningitis wajib dan Covid harus dua kali. "Lalu di daerah-daerah Indonesia yang ditemukan polio, itu wajib. "Misalnya dari Jatim dan Jateng ada beberapa kasus polio, itu wajib vaksin polio," kata Naning dalam acara yang diadakan PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) bersama anak usahanya, PT Kalventis Sinergi Farma (Kalventis), dan Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni) ini.

Kementerian Agama RI menyampaikan, data tahun 2023, ada 1,3 juta orang yang berangkat umroh dan terbanyak pada Agustus yakni 170.761 orang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah jamaah umroh berusia dewasa dan lansia, yang memiliki penyakit komorbid seperti jantung, asma, diabetes, hipertensi, dan penyakit kronis lainnya.

Oleh karena itu, menurut Naning, risiko gangguan kesehatan saat menjalani ibadah menjadi lebih tinggi. Sehingga, jamaah umroh perlu persiapan dan perlindungan khusus untuk menjaga kondisi tubuh yang sehat, agar ibadah umrah berjalan lancar, aman, dan nyaman.

Baca: Kontak Prabowo, PM Kanada Beri Selamat Kemenangan Pilpres 2024

Naning menyebut, masyarakat Indonesia pada umumnya mempunyai predisposing faktor penyakit tidak menular dan beberapa penyakit menular. Termasuk di dalamnya jamaah umroh berusia dewasa dan lansia.

Pada saat berada di Tanah Suci, mereka akan bertemu dengan berbagai macam orang dari dunia yang mungkin juga mempunyai faktor risiko penyakit. Selain itu, jamaah umroh dan haji juga pasti berdesak-desakan, berada di kepadatan tinggi, iklim yang berbeda dan kadang ekstrem, hingga kelelahan.

Semua itu menyebabkan risiko terjadinya gangguan kesehatan atau sakit berat, akibat penyakit menular maupun tidak menular. "Oleh karena itu perilaku hidup bersih dan sehat, serta upaya pencegahan penyakit sangat diperlukan, agar tubuh kita terlindungi. Di Bandara, kami bisa melihat apakah keterangan vaksin asli atau tidak," kata Naning.

Selain vaksin, sejumlah upaya dapat dilakukan untuk mengatasi risiko penyakit menjelang ke Tanah Suci. Beberapa di antaranya, mengonsumsi obat sesuai petunjuk dokter untuk jemaah umrah yang memiliki penyakit, menjalankan protokol kesehatan (perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS), minum air yang cukup dan asupan makanan dengan gizi seimbang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement