REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti berupaya mengungkap gambaran umum citra tubuh dan pesan terkait diet yang ada di media sosial Instagram. Lewat beberapa eksperimen, mereka menyimpulkan algoritma Instagram menarasikan citra tubuh yang kurang sesuai.
Tim menggagas eksperimen di mana mereka membuat akun Instagram dengan profil remaja asli dan mengikuti akun yang sama dengan para remaja sukarelawan. Mereka kemudian menyukai beberapa unggahan untuk melihat seberapa cepat algoritme jaringan bertindak.
Salah satu akun yang dibuat atas nama seorang gadis berusia 17 tahun menyukai satu postingan dari brand pakaian olahraga tentang pengendalian berat badan. Dia kemudian mengikuti akun yang disarankan kepadanya setelah mengunggah foto terkait bobot tubuh.
Dua tindakan itu rupanya mengubah secara radikal materi yang disarankan di Instagram. Umpan penjelajahan akun tiba-tiba mulai menampilkan lebih banyak konten yang berkaitan dengan kiat penurunan berat badan, olahraga, dan pembentukan tubuh.
Konten tersebut sering kali menampilkan tubuh yang sangat ramping, dan dalam beberapa kasus tampak seperti telah diedit atau mengalami distorsi. Ketika percobaan diulang dengan profil gadis berusia 15 tahun, efek serupa dengan cepat terjadi.
Tidak cuma perempuan, para peneliti juga membuat akun remaja laki-laki berusia 14 tahun dengan metode sama. Itu menyebabkan tab penjelajahan Instagram-nya dibanjiri gambar model, banyak di antaranya tampaknya memiliki tipe tubuh yang diedit.
Penelitian dilakukan oleh agen penelitian Revealing Reality atas permintaan 5Rights Foundation. Badan amal 5Rights Foundation yang berkantor pusat di London, Inggris, aktif mengampanyekan kendali daring yang lebih ketat untuk anak-anak dan remaja.
Pimpinan 5Rights Foundation, Lady Beeban Kidron, mengatakan bahwa rekomendasi yang digunakan oleh jejaring sosial seperti Instagram dapat memperburuk masalah sosial bagi remaja. Dia terganggu oleh "jalur otomatis" yang mengarahkan anak-anak ke konten-konten demikian.
Komisaris Anak untuk Inggris, Dame Rachel de Souza, menyatakan tidak akan mengizinkan anak-anak mengakses layanan dan konten yang tidak pantas bagi mereka. "Tidak di dunia offline, sehingga mereka seharusnya tidak dapat mengaksesnya di dunia online," ungkap Souza.
Juru bicara Facebook, yang menaungi Instagram, mengatakan telah mengambil langkah lebih agresif untuk menjaga keamanan remaja di jejaring sosial. Termasuk, mencegah orang dewasa mengirim pesan langsung ke remaja yang tidak terhubung.
Dia menanggapi bahwa hasil penelitian itu tak dapat diterima karena metodologi yang kurang sesuai. Menurut sang juru bicara, studi telah menarik kesimpulan besar-besaran tentang pengalaman remaja secara keseluruhan di Instagram hanya dari beberapa akun, dikutip dari laman The Guardian, Kamis (22/7).