Kamis 22 Jul 2021 21:52 WIB

BCA Kantongi Laba Bersih Rp 14,45 Triliun

BCA menyebut PPKM Darurat berpengaruh pada permintaan kredit.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja. Pada semester 1 2021, BCA mengantongi laba bersih Rp 14,45 triliun.
Foto: Audy Alwi/Antara
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja. Pada semester 1 2021, BCA mengantongi laba bersih Rp 14,45 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  PT Bank Central Asia Tbk dan entitas anak mencatatkan laba bersih senilai Rp 14,45 triliun pada semester pertama 2021. Adapun realisasi ini tumbuh 18,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan posisi per akhir Juni 2020 yang senilai Rp 12,24 triliun.

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, kinerja BCA cukup bagus pada separuh pertama 2021 karena kondisi kuartal pertama 2020 belum berdampak kepada bisnis sehingga profitabilitas stabil dan naik. 

Baca Juga

"Pada April hingga Mei 2020 lalu, kita tidak siap dan merasakan semua bisnis drop, baik BCA, perbankan lain, bisnis, dan masyarakat juga, sehingga kuartal kedua 2020 profitabilitas menurun," ujar Jahja saat konferensi pers virtual, Kamis (22/7).

Menurutnya, BCA berupaya mencari solusi dan peluang termasuk digitalisasi. Sejak itu kinerja BCA mulai membaik, termasuk pada kuartal pertama 2021 lebih baik dibandingkan kuartal pertama 2020. 

Secara tahunan, pada semester pertama 2021, kinerja BCA membaik karena pada kuartal kedua 2020 mendapatkan koreksi yang tajam. Hanya saja, kata Jahja, pada kuartal kedua 2021 pada Juni, ada PPKM Darurat.

"Saya mendukung seiring kenaikan kasus Covid-19 tapi tidak bisa kita bilang kalau tidak ganggu bisnis, seperti permintaan kredit langsung turun," ucapnya.

Menurutnya sejak kuartal pertama sampai kedua 2021 permintaan produk kendaraan bermotor (KKB) dan kredit penyaluran rumah (KPR) sudah kembali pulih. Hal ini termasuk pada dukungan pemerintah seperti potongan pajak. 

BCA sudah mampu menyalurkan KKB hingga Rp 2 triliun per bulan tapi PPKM Darurat memberikan dampak. Jahja memproyeksi kinerja KKB BCA pada Juli turun menjadi Rp 1 triliun hingga Rp 1,2 triliun.

Jahja memerinci, pendapatan operasional naik 2,4 persen (yoy) dari Rp 37,57 triliun menjadi Rp 38,48 triliun. Sedangkan pendapatan bunga bersih tumbuh 8,8 persen (yoy) dari Rp 27,24 triliun menjadi Rp 28,27 triliun. Pendapatan nonbunga turun 1,2 persen (yoy) dari Rp 10,32 triliun menjadi Rp 10,21 triliun. 

Kemudian, kredit terkontraksi tipis 0,3 persen (yoy) dari Rp 595,13 triliun menjadi Rp 593,58 triliun sepanjang Juni 2021. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 17,5 persen (yoy) dari Rp 761,6 triliun menjadi Rp 895,23 triliun pada semester satu 2021.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement