Senin 26 Jul 2021 16:25 WIB

Kementan: Stok Beras Diperkirakan Tembus 10 Juta Ton

Diharapkan kondisi cuaca sampai akhir tahun baik sehingga produksi padi lancar

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Hiru Muhammad
 Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menjamin ketersediaan stok beras nasional tahun 2021 di tengah kondisi pandemi covid 19 melimpah. Sebab, saat ini tengah berlangsung musim panen di sejumlah wilayah Indonesia dan Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan percepatan tanam usai panen.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menjamin ketersediaan stok beras nasional tahun 2021 di tengah kondisi pandemi covid 19 melimpah. Sebab, saat ini tengah berlangsung musim panen di sejumlah wilayah Indonesia dan Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan percepatan tanam usai panen.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pertanian menyatakan persediaan beras nasional hingga saat ini sangat mencukupi kebutuhan masyarakat. Stok beras tersedia diperkirakan tembus hingga 10 juta ton.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, pada musim penanaman dan panen pertama tahun ini (Januari-Juni), total produksi beras ditaksir mencapai 17,5 juta ton sementara konsumsi pada waktu yang sama sebanyak 14,6 juta ton. Dengan kata lain, terdapat surplus beras sekitar 3 juta ton.

"Tetapi kita ada stok beras sisa tahun 2020 kurang lebih 7,3 juta ton sehingga diperkirakan total stok beras kita sangat siap sampai 9-10 juta ton," kata Syahrul dalam Konferensi Pers usai Ratas KUR Pertanian, Senin (26/7).

Adapun pada musim penanaman dan panen kedua (Juli-Desember) ditargetkan penanaman padi di lahan seluar 5 juta hektare dengan target produksi 14 juta ton. Menurut dia, dengan target tersebut sudah sangat mencukupi konsumsi beras yang juga sebesar 14 juta ton lantaran stok surplus saat ini cukup besar.

Ia pun berharap kondisi cuaca hingga akhir tahun bersahabat sehingga kegiatan produksi padi oleh para petani tidak mengalami hambatan besar. "Saat ini dalam situasi kering basah dan itu sangat memungkinkan untuk kia mencapai surplus," kata Syahrul.

Dengan produksi yang surplus, ia mengingatkan pemerintah juga harus memikirkan saluran distribusi agar situasi harga di petani tidak jatuh. Salah satunya melalui Perum Bulog yang siap melakukan penyerapan gabah/beras dari petani.

Selain itu, pemerintah juga mengawal 163 ribu perusahaan penggilingan padi di Indonesia agar seluruhnya menyerap hasil produksi petani dan mendistribusikannya ke pasar. "Ini semua akan menyerap termasuk di industri hotel, restoran, dan katering meskipun memang saat ini sedang ada sedikit penurunan konsumsi," kata Syahrul.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement