REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Arif Satria mengatakan pemerintah perlu mempercepat penguatan riset dan inovasi. Ia mengatakan, dalam menangani pandemi, riset dan inovasi diperlukan dan merupakan sebuah keniscayaan.
"FRI berpandangan, pemerintah perlu mempercepat penataan kelembagaan riset dengan penguatan sinergi Kemendikbudristek dan BRIN," kata Arif, dalam Konvensi Kampus XVII secara daring, Selasa (27/7).
Peta jalan riset nasional yang komprehensif perlu segera dibentuk. Tentunya, lanjut Arif dengan sinergi lembaga riset pemerintah, riset swasta, perguruan tinggi, dan dunia usaha dunia industri.
Selain itu, pemerintah juga perlu memperkuat resource sharing serat mendorong penguatan jejaring internasional dengan membentuk konsorsium riset internasional. "Agar bangsa ini terus berada pada tema-tema riset terdepan, memperkuat SDM riset sekaligus meningkatkan reputasi riset Indonesia di kancah global," kata dia lagi.
Rektor IPB University ini menambahkan, hilirisasi inovasi yang sudah dihasilkan oleh perguruan tinggi selama pandemi juga harus segera dilakukan. Hilirisasi, menurut dia sangat penting sebagai upaya mengurangi impor dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di mata dunia.
Sementara itu, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono mengatakan saat ini dunia sedang mengalami disrupsi yang sangat cepat akibat pandemi. Universitas, menurut Panut, harus membaca krisis ini menjadi ladang kesempatan yang seluas-luasnya.
"Covid-19 memotivasi kita untuk menyusun pendekatan baru yang bersifat radikal untuk beradaptasi, bertahan hidup dan berkembang," kata Panut.